Klasifikasi Daun Sehat Dan Terinfeksi Penyakit Huanglongbing Pada Jeruk Menggunakan Spektroskopi Vis-Nir
View/ Open
Date
2016Author
Firmansyah, R. Arief
Seminar, Kudang Boro
Widodo
Metadata
Show full item recordAbstract
Huanglongbing adalah penyakit jeruk yang merupakan ancaman utama bagi
budidaya jeruk. Tidak ada pengendalian yang tepat untuk Huanglongbing. Oleh
karena itu, deteksi dini penting untuk mencegah penyebaran dan pengembangan
penyakit ini. Deteksi dini yang paling efektif menggunakan tes DNA dengan
metode PCR. Namun, identifikasi menggunakan tes DNA memerlukan persiapan
sampel, memakan waktu dan mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun
perangkat lunak deteksi daun sehat dan terinfeksi HLB berbasis absorban panjang
gelombang Vis-NIR.
Sampel daun dikumpulkan dari kebun jeruk di Desa Situ Gede, Bogor. Tahap
awal, kegiatan survey lapang dilakukan untuk menentukan pohon yang memiliki
gejala huanglongbing atau mirip dan pohon yang tidak bergejala huanglongbing
atau penyakit lain. Selanjutnya, pohon yang terindikasi gejala huanglongbing
diambil daunnya untuk diuji kandungan pati. Sampel daun dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu daun yang terinfeksi HLB, daun sehat dan daun belum bergejala.
Semua sampel tersebut telah diuji dengan PCR untuk verifikasi gejala visual
Huanglongbing. Spektrometer VIS-NIR dengan rentang spektrum dari 339-
1022nm digunakan untuk mengumpulkan data spektrum daun sakit HLB dan sehat.
MSC, SVN, baseline correction, turunan pertama dan kedua dari spektra digunakan
sebagai metode praperlakuan spektrum. Jaringan syaraf tiruan digunakan untuk
membangun model klasifikasi. Plot X-loading, hasil analisis komponen utama
digunakan untuk mendapatkan panjang gelombang sensitif. Absorban daun sehat
dan sakit pada panjang gelombang sensitif dari setiap metode praperlakuan
diklasikasi untuk mendapatkan panjang gelombang sensitif terbaik. Akurasi
klasifikasi dan kinerja cross entropy adalah parameter untuk menentukan panjang
gelombang sensitif terbaik.
Klasifikasi menggunakan panjang gelombang sensitif berbasis baseline
correction memiliki kinerja terbaik. Panjang gelombang sensitif tersebut, yaitu
500.52, 538.61, 658.16, 680.8, 725.84 dan 997.25nm. Nilai bobot dan bias JST dari
hasil klasifikasi spektrum daun sehat dan sakit HLB menggunakan absorban
panjang gelombang sensitif tersebut menjadi model klasifikasi untuk membedakan
spektrum daun sehat dan sakit HLB. Selanjutnya, model klasifikasi tersebut
ditanam pada perangkat lunak berbasis komputer desktop yang dikembangkan
dengan bahasa pemrograman visual basic. Data spektrum daun belum bergejala dari
pohon positif terinfeksi HLB digunakan untuk menguji model klasifikasi. Model
mengklasifikasikan data tersebut ke kelompok terinfeksi HLB, yang konsinten
dengan hasil pengujian PCR yang juga mengelompokkan pada daun terinfeksi HLB.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat lunak tersebut dapat digunakan
untuk deteksi HLB pada tahap awal perkembangan penyakit.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2283]