Kajian Konektivitas Lanskap Habitat Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi) Di Jawa Barat
Abstract
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah spesies burung endemik di hutan
alami di Pulau Jawa, Indonesia. Elang Jawa dikategorikan sebagai salah satu
burung pemangsa (raptor) dengan status keterancaman endangered atau genting
berdasarkan Daftar Merah IUCN untuk Spesies Terancam Punah tahun 2007.
Ukuran populasinya yang semakin kecil, habitat yang semakin berkurang,
fragmentasi hutan, dan perburuan Elang Jawa secara ilegal menjadi penyebab
status genting ini. Oleh karena itu, konservasi spesies ini menjadi prioritas
nasional. Namun, informasi tentang kondisi terkini dari distribusi patch habitat
Elang Jawa masih kurang. Data yang terakhir menentukan model probabilitas
kesesuaian habitat Elang Jawa dengan menggunakan citra landsat tahun 2002
(Syartinilia dan Tsuyuki 2008). Model tersebut memberikan hasil bahwa habitat
Elang Jawa bergantung pada variabel kemiringan lahan, elevasi, dan NDVI
(Normalized Difference Vegetation Index). Penelitian ini mengacu pada penelitian
tersebut dengan memperbaharui data patch habitat Elang Jawa di Jawa Barat
sebagai lokasi penelitian. Oleh sebab itu, tujuan penelitian adalah menganalisis
kondisi terkini patch habitat Elang Jawa yang tersisa di Jawa Barat. Selanjutnya,
dilakukan analisis konektivitas dan analisis metapopulasi. Hasil akhir dari
penelitian ini memberikan rekomendasi manajemen lanskap habitat Elang Jawa di
Jawa Barat.
Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan citra
landsat terbaru (Landsat 8 tahun 2014). Kondisi terkini patch habitat Elang Jawa
di Jawa Barat dilakukan dengan memperbaharui model probabilitas kesesuaian
habitat Elang Jawa dengan memasukkan tiga peta (kemiringan lahan, elevasi, dan
NDVI) ke dalam software RAMAS GIS. Analisis konektivitas dilakukan dengan
menerapkan indeks probabilitas konektivitas (PC) oleh Saura dan Pascual (2007).
Distribusi patch habitat Elang Jawa dan karakteristik konektivitas ini merupakan
komponen lanskap untuk menentukan model metapopulasi. Model metapopulasi
dianalisis secara spasial dengan menilai hasil distribusi patch habitat dengan 5
model metapopulasi oleh Harrison (1991).
Hasil analisis memperoleh 17 patch habitat yang tersebar di Jawa Barat
dengan luas total 3 955 km2. Namun hanya 36.16% luasan patch habitat yang
berada di kawasan lindung. Distribusi patch habitat paling banyak pada tutupan
lahan hutan (38.87%), dilanjutkan dengan kebun (22.48%), semak (15.12%), dan
ladang (9.15%). Pada kondisi terkini, jumlah patch habitat Elang Jawa bertambah
sebanyak 3 patch dengan luas total penambahan patch sebesar 741 km2.
Berdasarkan dari perhitungan indeks PC diperoleh tiga indeks penting yaitu
PCintra, PCflux, dan PCcon. Nilai PCintra dan PCflux yang tinggi menunjukkan
bahwa patch tersebut adalah habitat inti, sedangkan nilai PCcon=0 menunjukkan
patch yang terisolasi. Dengan demikian, hasil konektivitas yang diperoleh terdapat
4 patch habitat inti dan 6 patch terisolasi. Model metapopulasi yang diperoleh
adalah model mainland-island yang terdiri dari dua cluster. Berdasarkan hasil
tersebut, terdapat 5 rekomendasi untuk meningkatkan kelangsungan hidup Elang
Jawa yang tersisa di Jawa Barat.
Collections
- MT - Agriculture [3683]