Persebaran Dan Neraca Kehidupan Kutudaun Akar Padi Rhopalosiphum Rufiabdominalis (Sasaki) Dan Tetraneura Nigriabdominalis (Sasaki) (Hemiptera: Aphididae) Di Jawa Barat.
View/ Open
Date
2016Author
Harleni
Hidayat, Purnama
Triwidodo, Hermanu
Metadata
Show full item recordAbstract
Kutudaun merupakan serangga fitofag yang umum ditemukan di bagian
tanaman di atas tanah seperti daun, bunga, buah, tunas dan ranting. Namun ada
beberapa kutudaun yang hidup pada akar tanaman diantaranya Rhopalosiphum
rufiabdominalis (Sasaki) dan Tetraneura nigriabdominalis (Sasaki). Kutudaun
tersebut mendapatkan nutrisi dari akar tanaman padi. Informasi dasar mengenai
sebaran dan sejarah kehidupan kutudaun tersebut di Jawa barat masih sedikit
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran dan neraca
kehidupan kutudaun pada akar padi di Jawa Barat.
Pengambilan sampel untuk studi persebaran dilakukan pada pertanaman
padi di beberapa kabupaten di Jawa Barat. Kutudaun yang digunakan untuk
penelitian neraca kehidupan diambil dari sawah di Leuwiliang Bogor. Identifikasi
spesies dan penelitian neraca kehidupan dilakukan di Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan sejak Juni 2014 sampai dengan Juli
2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling pada
lahan pertanaman padi kering dengan cara pencabutan rumpun padi dan dilihat
bagian akarnya. Jika kutudaun ditemukan maka pada bagian batang padi dekat
akar dipotong dan dimasukan ke dalam kotak pemeliharaan, diberi label lokasi
dan tanggal pengambilan sampel. Sampel yang diambil sebanyak sepuluh rumpun
padi untuk setiap lahan pengamatan.
Tanaman padi yang digunakan untuk pemeliharaan kutudaun di
laboratorium adalah ratun padi varietas Ciherang yang berasal dari sawah
Situgede, Bogor. Panjang akar ratun padi yang digunakan adalah 4 cm (3 cm di
bawah pangkal akar + 1 cm di atas pangkal akar). Masing-masing spesies yaitu 2
imago R. rufiabdominalis dan 2 imago T. nigriabdominalis dimasukkan ke dalam
5 cawan petri yang berisi 3 akar ratun padi untuk memperoleh nimfa instar 1.
Sebanyak 60 ekor nimfa instar 1 diepilihara di akar ratun padi. Selanjutnya
diamati kematian serta perkembangannya. Data hasil pengamatan individu dicatat
setiap hari untuk analisis neraca kehidupan (life table).
Hasil identifikasi menunjukan bahwa ada 2 kutudaun akar padi yang
dikumpulkan dari Jawa Barat yaitu R. rufiabdominalis dan T. nigriabdominalis.
Kedua kutudaun ditemukan pada padi varietas Ciherang, Cisadane, IR-64 dan
Rojolele. Kutudaun R. rufiabdominalis dan T. nigriabdominalis telah tersebar
dibeberapa daerah di Jawa Barat yaitu di Kabupaten Bandung, Bogor, Cianjur,
Cirebon, Garut, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Tidak adanya pembatas
alami antar provinsi dan kesamaan penggunaan varietas padi di berbagai sentra
pertanaman padi di pulau Jawa, kemungkinan besar kutudaun ini juga telah
terdapat pada pertanaman padi di pulau Jawa.
viii
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kutudaun R. rufiabdominalis
memiliki siklus hidup mulai dari menjadi nimfa instar 1 hingga melahirkan nimfa
instar 1 untuk pertama kalinya adalah 4.98 hari. Lama hidupnya sejak menjadi
imago hingga imago tersebut mati adalah 15.94 hari. Keperidiannya jumlah nimfa
yang dilahirkan oleh setiap imago selama hidupnya adalah 67.44 nimfa.
Sedangkan siklus hidup, lama hidup dan keperidian T. nigriabdominalis masingmasing
adalah 5.25 hari, 18.11 hari, dan 11.11 nimfa. Kedua spesies kutudaun
memiliki 4 instar pada nimfanya. Hasil kajian neraca kehidupan menunjukan
bahwa R. rufiabdominalis memiliki tingkat pertambahan intrinsik (r) 0.46
individu/induk/hari dan waktu penggandaan populasi menjadi dua kali lipat (DT)
1.51 hari, sedangkan T. nigriabdominalis memiliki tingkat pertambahan intrinsik
(r) 0.16 individu/induk/hari dan waktu penggandaan populasi menjadi dua kali
lipat (DT) 4.33 hari. Berdasarkan analisis neraca kehidupan menunjukkan bahwa
populasi R. rufiabdominalis lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan populasi T.
nigriabdominalis pada akar tanaman padi. Kedua spesies kutudaun ini memiliki
siklus hidup yang pendek dan keperidian yang tinggi, sehingga berpotensi
menjadi hama penting pada pertanaman padi di daerah kering
Collections
- MT - Agriculture [3683]