Perlakuan Dingin Untuk Pengendalian Lalat Buah Bactrocera Spp. Pada Jeruk Mandarin
View/ Open
Date
2016Author
Rochmawati, Rofika
Syarief, Rizal
Nurtama, Budi
Hasbullah, Rokhani
Metadata
Show full item recordAbstract
Jeruk Mandarin merupakan peringkat pertama buah impor di Indonesia.Tingginya nilai impor buah memiliki dampak pada peningkatan resiko masuknya organisme pengganggu tanaman dari Negara lain ke wilayah Indonesia, dan dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit dan hama baru bagi tanaman di Indonesia. Sehingga prosedur karantina merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat efektivitas perlakuan dingin sebagai metode karantina untuk mengontrol lalat buah Bactrocera spp. pada jeruk Mandarin dan memastikan kualitas fisik dan kimia tetap terjaga dengan baik, serta mengetahui tingkat kesukaan konsumen pada buah hasil perlakuan yang disimpan pada simulasi penyimpanan di tingkat pengecer. Jeruk Mandarin varietas murcott asal Australia digunakan sebagai sampel, serangga model yang digunakan adalah Bactrocera papayae, Bactrocera carambolae dan Bactrocera cucurbitae pada masing-masing stadia (telur dewasa, larva instar satu, instar dua, dan instar tiga).Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, tahap pertama adalah mengetahui efektivitas perlakuan dingin, yaitu penentuan stadia dan spesies yang paling tahan terhadap suhu dingin. Telur lalat buah diinfestasikan ke dalam buah kemudian diinkubasi pada suhu 28 oC hingga mencapai masing-masing stadia.Stadia larva instar 3 dicapai selama120 jam inkubasi, stadia larva instar 2selama 76 jam, stadia larva instar 1 selama 48 jam, dan telur dewasa selama 28 jam.Perhitungan mortalitas dilakukan pada hari ke-6, 10, 14, 16, dan 18.Tahapan selanjutnya adalah pengujian skala besar.Lama waktu untuk uji skala besar ditentukan dengan mengggunakan analisis probit software SPSS, dengan tetap mengacu pada peraturan APHIS untuk metode desinfestasi lalat buah dengan perlakuan dingin, kemudian dilakukan pengujian kualitas fisik dan kimia pada buah, dan pengujian terhadap tingkat kesukaan konsumen berdasarkan simulasi penyimpanan di tingkat pengecer. Berdasarkan hasil uji ketahanan, spesies yang paling tahan pada perlakuan dingin adalah Bactrocera cucurbitae stadia larva instar 2 pada suhu 3 oC, sehingga spesies dan stadia tersebut digunakan pada uji skala besar, dengan perlakuan selama 18 hari. Hasil uji skala besar menyatakan tingkat mortalitas telah mencapai 100%. Dengan demikian, perlakuan dingin pada suhu 3 oC selama 18 hari dinyatakan efektif untuk mencegah keberadaan Bactrocera spp. Hasil uji kualitas fisik menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kekerasan buah sebelum dan sesudah perlakuan, dan tidak terdapat perubahan yang nyata pada warna buah dan kandungan kimianya. Sementara, uji hedonik yang dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, hasilnya menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesukaan konsumen terhadap jeruk Mandarin.Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan suhu penyimpanan di tingkat pengecer tidak mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen pada jeruk Mandarin secara keseluruhan.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2294]