Tingkat Kejadian Cemaran Aflatoksin B1 Pada Bahan Baku Pakan Hewan Yang Diimpor Melalui Pelabuhan Tanjung Prio
View/ Open
Date
2016Author
Hanum, Galuh Ardhanaricwari
Purnawarman, Trioso
Lukman, Denny Widaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Aflatoksin B1 merupakan toksin hasil metabolisme alami dari Aspergillus
sp. yang banyak mengontaminasi makanan dan pakan yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan manusia dan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk
menghitung tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan
berupa meat bone meal (MBM), poultry by product meal (PPM), feather meal
(FM), dan hydrolyzed feather meal (HFM) yang diimpor melalui Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. serta untuk menyediakan data dan informasi ilmiah untuk
Badan Karantina Pertanian dalam rangka menetapkan kebijakan pengujian
cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan impor. Kajian yang
digunakan pada penelitian ini adalah kajian lintas seksional. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel bahan baku pakan hewan secara
acak berstrata di tempat pemasukan Pelabuhan Tanjung Priok dan Instalasi
Karantina Produk Hewan (IKPH). Besaran sampel dihitung dengan menggunakan
rumus ukuran contoh n = 4pq/L2 dengan keterangan n = ukuran sampel, p =
prevalensi (0.3), q = 1-p, dan L = galat/eror (10%), dengan tingkat kepercayaan
95%. Besaran sampel yang diperoleh adalah 84 sampel. Uji tapis (screening test)
terhadap cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan dilaksanakan
dengan menggunakan metode enzymed linked immunosorbent assay (ELISA).
Sampel dengan hasil positif pada uji tapis, dikonfirmasi dengan metode high
performance liquid chromatography (HPLC).
Hasil analisis menunjukkan bahwa empat dari 84 (4.76%) sampel
menunjukkan hasil positif pada pengujian dengan metode ELISA kompetitif dan
HPLC. Tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada MBM sebesar 3.846%
(2/52), dan PPM 7.692% (2/26). Tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada
PPM lebih tinggi bila dibandingkan dengan MBM, FM, dan HFM yang
kemungkinan besar diakibatkan karena kandungan metionin dan triptopan PPM
lebih tinggi dari ketiga bahan baku pakan hewan lainnya. Metionin dan triptopan
merupakan asam amino yang memacu produksi aflatoksin oleh A,. flavus dan A.
parasiticus Konsentrasi cemaran aflatoksin B1 pada sampel yang diperiksa
dengan metode ELISA kompetitif berkisar antara 4.380 sampai 5.490 ppb,
sedangkan konsentrasi cemaran aflatoksin B1 dengan metode HPLC berkisar
antara 0.17 sampai 3.71 ppb. Hasil analisis menunjukkan sampel yang diperiksa
mengandung cemaran aflatoksin B1 dengan konsentrasi jauh di bawah standar
yang ditetapkan oleh SNI 7652.3:2011 (40 ppb) dan EFSA (20 ppb). Hasil
penelitian ini juga menunjukkan tidak ada korelasi antara cemaran AFB1 dengan
lamanya waktu timbun.
Collections
- MT - Veterinary Science [900]