Optimalisasi Pemupukan Dan Pengapuran Untuk Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Di Lahan Rawa Lebak Dengan Budidaya Jenuh Air
Abstract
Glycine max L. Merril yang dikenal dengan nama kedelai adalah tanaman
pangan penting setelah padi dan jagung. Lahan rawa lebak adalah rawa yang
dipengaruhi oleh adanya genangan dengan lamanya waktu genangan lebih dari 3
bulan dan tinggi genangan lebih dari 50 cm. Penciri utama lahan rawa lebak
adalah tinggi dan waktu terjadinya genangan. Masalah yang dihadapi dalam
pengembangan lahan rawa lebak adalah pengendalian air, pH tanah pada
umumnya rendah, dan ketersediaan unsur hara dalam tanah relatif rendah dengan
tingkat kesuburan tanah yang rendah sampai sedang. Oleh karena itu diperlukan
teknologi budidaya yang dapat menaikkan pH tanah dan meningkatkan kesuburan
tanah yakni teknologi kombinasi pemupukan kimia dan hayati dan ameliorasi
lahan serta pengelolaan air yang tepat dengan sistem budidaya jenuh air.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan dan
memperoleh dosis optimum pupuk N dan P, serta dosis dolomit untuk kedelai
pada lahan rawa lebak. Penelitian dilaksanakan pada dua musim tanam di lahan
rawa lebak yang sudah dibudidayakan secara intensif dan lahan rawa lebak
bukaan baru. Percobaan I dilaksanakan pada bulan September sampai Desember
2014, di lahan rawa lebak yang sudah dibudidayakan secara intensif di Desa
Labuhan Ratu VI, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam
rancangan lingkungan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Faktor kesatu
yaitu dosis pupuk N (0, 11.25, 22.50 dan 33.75 kg N ha-1), faktor ke-dua
yaitu dosis pupuk P (0, 36, 72 dan 108 kg P205 ha-1), faktor ke-tiga : pupuk hayati
penambat N dan pelarut P tanpa dan dengan pupuk hayati). Percobaan II
dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di lahan rawa lebak bukaan baru.
Rancangan percobaan disusun menggunakan rancangan faktorial dalam rancangan
lingkungan acak kelompok dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor ke-satu yaitu
pupuk hayati yaitu tanpa dan dengan pupuk hayati. Faktor ke-dua dosis dolomit
yaitu 0, 500, 1000, dan 1500 kg dolomit ha-.1.
Hasil penelitian pada lahan rawa lebak yang sudah dibudidayakan secara
intensif menunjukkan pengaruh pupuk hayati, pupuk N dan pupuk P tidak berbeda
nyata terhadap produktivitas kedelai pada lahan rawa lebak. Interaksi pupuk
hayati dengan pupuk N meningkatkan bobot biji per tanaman dan interaksi pupuk
hayati dan pupuk P meningkatkan bobot kering tajuk dan kombinasi ketiga jenis
pupuk meningkatkan serapan hara N, P dan K oleh tanaman, kendati secara
statistik tidak berbeda nyata. Dosis yang direkomendasikan untuk pengembangan
kedelai di lahan rawa lebak yang sudah dibudidayakan secara intensif dengan (pH
7.0, N-total 0.05% , P2O5 74 mg/100 g, dan K2O 26 mg/100 g) adalah pupuk
hayati + 11.25 kg N ha-1 + 36 kg P2O5 ha-1. Produktivitas maksimum pada lahan
rawa lebak bukaan baru (pH 5.6, N-total 0.12%, K2O 15.2 mg/100 g) diperoleh
pada perlakuan tanpa pupuk hayati sebesar 3.54 ton ha-1 dan pada dosis dolomit
1.5 ton ha-1 sebesar 3.52 ton ha-1 dan berbeda nyata di bandingkan tanpa dolomit
dengan produktivitas sebesar 3.09 ton ha-1.
Collections
- MT - Agriculture [3772]