Keragaman Jenis Semut Pengganggu Permukiman Di Bogor.
View/ Open
Date
2016Author
Apriyanto
Hadi, Upik Kesumawati
Soviana, Susi
Metadata
Show full item recordAbstract
Bogor memiliki perkembangan penduduk yang tinggi, disertai dengan pertumbuhan pemukiman, pasar dan restoran cukup pesat. Suhu udara rata-rata setiap bulannya 260C dan kelembapan kurang lebih 70%, menjadikan Bogor sangat cocok untuk kawasan permukiman. Perkembangan permukiman yang tinggi saat ini membuat habitat asli bagi serangga khususnya semut menjadi terganggu, sehingga semut mencari habitat baru berdampingan dengan manusia. Penelitian mengenai keragaman jenis semut pengganggu di permukiman wilayah Bogor, ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar informasi tentang semut pengganggu dan potensinya sebagai serangga hama. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengindentifikasi ragam jenis semut di permukiman, mengetahui kelimpahan, dominasi, frekuensi dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan semut di permukiman Bogor. Penelitian ini dilakukan pada 10 pasar, 25 rumah makan, 30 rumah tinggal (indoor) dan 30 perimeter rumah pada wilayah permukiman di Kabupaten Bogor. Koleksi semut dilakukan dengan menggunakan bait trap yaitu perangkap dengan umpan cairan gula dan ikan tongkol, semut yang mendatangi umpan ditangkap secara manual. Penangkapan semut menggunakan hand collection yaitu menangkap secara langsung di perimeter rumah yang berjarak tiga meter di sekeliling rumah. Identifikasi menggunakan kunci identifikasi semut. Pengukuran faktor keberadaan semut berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang dan penghuni rumah.
Hasil dari penelitian ini ditemukan 19 spesies dari 6 subfamily semut, yaitu Paratrechina longicornis, Anoplolepis gracilipes, Tapinoma melanocephalum, Monomorium pharaonis, Technomyrmex albipes, Camponotus barbatus, Polyrhachis ackterbergi, Prenolepis impairs, Pheidole sp., Monomorium floricola, Solenopsis geminate, Solenopsis invicta, Solenopsis molesta, Odontomachus haematodes, Odontoponera denticulate, Odontoponera transversa, Probolomyrmex sp., Tetraponera allaborans, Dolichoderus thoracicus. Jenis-jenis semut yang terbanyak ditemukan di pasar yaitu Paratrechina longicornis (60,4%), diikuti oleh Tapinoma melanocephalum (13,6%) dan Anoplolepis gracilipes (10,9%). Adapun jenis semut terbanyak di rumah makan yaitu Anoplolepis gracilipes (39,3%), diikuti oleh Paratrechina longicornis (23,1%) dan Tapinoma melanocephalum (13,4%). Selanjutnya jenis semut terbanyak ditemukan di dalam rumah yaitu Solenopsis sp. (35,4%), diikuti oleh Paratrechina longicornis (25,8%), dan Monomorium pharaonis (22%). Jenis semut terbanyak yang ditemukan di perimeter rumah yaitu Dolichoderus thoracicus (24,6%), diikuti Paratrechina longicornis (19,1%) dan Monomorium pharaonis (15,6%). Indeks keragaman pada keempat lokasi pengamatan masih tergolong sedang yaitu lokasi Pasar sebesar 1.3, rumah makan sebesar 1.6, dalam rumah sebesar 1.5 dan perimeter rumah sebesar 2.2. Hubungan infestasi semut terhadap biosekuriti personal, tempat/peralatan dan lingkungan di lokasi Pasar, Rumah Makan, Dalam Rumah dan Perimeter Rumah, tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan semut di permukiman belum menjadi masalah besar yang mengganggu.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]