Karakterisasi Fisikokimia Kolagen Yang Diisolasi Dengan Metode Hidro-Ekstraksi Dan Stabilisasi Nanokolagen Kulit Ikan Gabus (Channa Striata)
View/ Open
Date
2016Author
Wulandari
Suptijah, Pipih
Tarman, Kustiariyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kolagen merupakan jaringan ikat matriks ekstraseluler yang
pemanfaatannya cukup luas baik di industri biomedis, kosmetika maupun
makanan. Sumber kolagen saat ini berasal dari sapi dan babi yang memiliki
keterbatasan dalam penggunaannya terkait masalah agama. Kulit ikan gabus
merupakan salah satu by-products hasil perairan yang berpotensi sebagai sumber
alternatif kolagen. Metode isolasi kolagen yang banyak diterapkan saat ini yaitu
acid soluble collagen (ASC) dan pepsin soluble collagen (PSC). Kelemahan
metode ini antara lain lamanya waktu isolasi, banyaknya jumlah bahan kimia dan
memerlukan biaya produksi lebih tinggi. Hidro-ekstraksi merupakan metode
isolasi kolagen menggunakan air sebagai pelarut untuk mengekstrak kolagen.
Ekstraksi kolagen dengan metode hidro-ekstraksi dilakukan melalui 3 tahapan
yaitu pretreatment dengan NaOH, hidrolisis dengan asam asetat dan ekstraksi
pada suhu 40oC selama 2 jam.
Distribusi partikel pada jaringan dan organ dipengaruhi oleh ukuran
partikel. Nanopartikel lebih mudah diserap dan mampu menembus hambatan
pada kulit. Permasalahan yang sering terjadi pada nanopartikel adalah aglomerasi.
Penambahan agen penstabil dalam pembuatan nanopartikel diperlukan untuk
mencegah terjadinya aglomerasi. Salah satu bahan yang berfungsi sebagai agen
penstabil adalah glutaraldehid. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
menentukan karakteristik fisikokimia kolagen yang diisolasi dengan metode
hidro-ekstraksi dan menentukan stabilitas nanokolagen kulit ikan gabus.
Penelitian dilakukan dalam 5 tahap yaitu preparasi dan karakterisasi kimia
kulit ikan gabus, isolasi kolagen dengan metode hidro-ekstraksi, karakterisasi
fisikokimia kolagen, pembuatan nanokolagen menggunakan metode desolvasi
dengan perlakuan suhu 4, 28 dan 40oC selama 1 dan 2 jam, dan stabilisasi
nanokolagen dengan glutaraldehid. Rancangan percobaan yang digunakan pada
tahap pretreatment dengan larutan NaOH dan proses hidrolisis dengan asam asetat
adalah Rancangan Acak Lengkap pengamatan berulang (RAL in Time). Taraf
konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 0.05, 0.1, 0.15 dan 0.2 M dengan
satuan waktu perendaman 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam. Taraf konsentrasi asam asetat
yang digunakan adalah 0.05, 0.1, 0.15 dan 0.2 M dengan satuan waktu
perendaman 1 dan 2 jam.
Kulit ikan gabus memiliki kadar air 77.18%, kadar abu 0.67%, kadar protein
20.36% dan kadar lemak 1.42%. Kandungan logam berat Pb <0.005, Hg <0.002,
Cd 0.051 dan As <0.002. Pretreatment dengan NaOH terpilih yaitu perlakuan
konsentrasi NaOH 0.05 M dan lama waktu perendaman 6 jam diperoleh
konsentrasi protein terendah yaitu 0.1347 mg/mL. Perlakuan terpilih pada tahap
hidrolisis adalah konsentrasi asam asetat 0.1 M dan satuan waktu perendaman
2 jam dengan tingkat kelarutan 0.108 g dan derajat pengembangan 425%.
Rendemen kolagen yang diisolasi dengan metode hidro-ekstraksi sebesar 16%
(bb) dengan karakteristik kecerahan warna 66.44%, kandungan protein 96.21%,
viskositas 10 cP, pH 5.24, suhu puncak pelelehan (Tmax) 159.9oC dan suhu transisi
gelasi 78.55oC. Komposisi asam amino yang dominan yaitu glisina 27.11%,
prolina 13.87% dan alanina 12.58%. Kolagen dari kulit ikan gabus merupakan
kolagen tipe I dicirikan dengan adanya rantai α1 dan α2. Sizing nanokolagen
dengan perlakuan suhu 40oC selama 1 jam menghasilkan Z-average terkecil yaitu
253.49 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0.3380. Stabilitas nanokolagen
terpilih yaitu perlakuan glutaraldehid 0.064% dengan Z-average 527.46 nm dan
indeks polidispersitas terkecil 0.0170.
Collections
- MT - Fisheries [3016]