Pendekatan Geospasial Untuk Kajian Perubahan Ekosistem Pulau Lombok Di Bawah Pengaruh Perubahan Iklim
View/ Open
Date
2016Author
Sapta, Saputri
Sulistyantara, Bambang
Fatimah, Indung Sitti
Faqih, Akhmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kondisi topografi Pulau Lombok yang berbukit serta dikelilingi oleh pantai
secara tidak langsung mempengaruhi karakteristik ekosistem di berbagai wilayah
Pulau Lombok. Selain itu, Pulau Lombok berada di tepi garis Wallace yang
menandakan peralihan ekologis antara benua Asia dan Australia sehingga
membentuk sebuah keanekaragaman yang khas. Akan tetapi Pulau Lombok
termasuk ke dalam kategori pulau kecil dengan luas wilayah kurang dari 5000
km2 yang menjadikannya rentan terhadap perubahan iklim dan dapat berdampak
kepada terjadinya perubahan ekosistem.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi perubahan zona ekosistem Pulau Lombok dari data historis,
memeriksa kecocokan hasil identifikasi zona ekosistem dari data historis melalui
analisis lapang pada wilayah penelitian, dan menganalisis proyeksi perubahan
zona ekosistem di Pulau Lombok berdasarkan skenario perubahan iklim. Metode
yang digunakan adalah analisis lapang melalui ground truth check, analisis data
iklim menggunakan data historis dan skenario iklim, serta analisis zona ekosistem
dengan menggunakan sistem klasifikasi Holdridge Life Zones.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data iklim historis,
terdapat enam zona ekosistem di pulau Lombok yaitu cool temperate rain forest,
warm temperate rain forest, subtropical moist forest, subtropical wet forest,
tropical dry forest, dan tropical moist forest. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa
hasil identifikasi zona ekosistem melalui analisis data historis periode 2001-2010
sebagian besar menunjukkan kondisi yang sesuai dengan hasil identifikasi dalam
ground truth check. Berdasarkan hasil analisis menggunakan skenario iklim, zona
ekosistem yang diduga akan berubah yaitu pada lokasi Hutan Pusuk, Sekotong,
Mantang, Air Terjun Benang Kelambu, Pringgabaya, Sapit, dan Sembalun. Selain
itu diprediksi akan terbentuknya zona ekosistem baru, yakni tropical very dry
forest di sekitar wilayah Pringgabaya seluas 1.91% (RCP4.5) hingga 2.29%
(RCP8.5) pada tahun 2030. Walaupun perubahan zona ekosistem yang dapat
terjadi berdasarkan hasil analisis tidak signifikan, namun hal tersebut tetap dapat
menjadi ancaman bagi keberlangsungan spesies di Pulau Lombok. Untuk itu,
diperlukan adanya upaya konservasi untuk mencegah ataupun mereduksi dampak
yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini dapat menjadi
basis untuk kajian lebih lanjut mengenai kerentanan spesies secara spesifik untuk
menjaga spesies yang dapat terancam akibat adanya perubahan ekosistem.
Collections
- MT - Agriculture [3683]