Analisis Debit Air Dan Airtanah Dangkal Daerah Aliran Sungai (Das) Prumpung, Kabupaten Tuban
View/ Open
Date
2016Author
Niagara, Riyan
Purwanto, Yanuar
Suharnoto, Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan kawasan pertanian menjadi kawasan industri pada Kabupaten Tuban berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah No. 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban Tahun 2012-2032. Perubahan lahan atau alih fungsi lahan akan memicu konflik sosial dan permasalahan lingkungan khususnya perubahan kondisi kawasan tangkapan air, debit air dan dapat menyebabkan perubahan aliran permukaan khususnya ketersediaan air (Daerah Aliran Sungai) DAS Prumpung, yang merupakan DAS terbesar wilayah Kabupaten Tuban. Peningkatan kebutuhan air sejalan dengan pertumbuhan penduduk, industri dan bisnis yang diharapkan ketersediaan air mampu memenuhi peningkatan kebutuhan air yang terus-menerus. Oleh karena itu diperlukannya analisis mengenai ketersediaan air DAS Prumpung yang terintegrasi dengan berbagai aspek dalam hidrologi. Tujuan dari penelitian ini diantaranya (1) mengidentifikasi penggunaan lahan DAS Prumpung (2) mengetahui ketersediaan air DAS Prumpung terkait hubungannya dengan curah hujan dan debit air dengan SWAT (Soil and Water Assessment Tools) (3) memberikan masukan dalam mempengaruhi kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW) Kabupaten Tuban 2012-2032, DAS Prumpung terletak di Kabupaten Tuban dengan meliputi wilayah sebesar 22.319 ha. Kebutuhan data diantaranya adalah Digital Elevation Model, tata guna lahan dan peta sebaran jenis tanah. Pengumpulan dan proses data iklim, analisis kecenderungan ketersediaan air, pengukuran dan analisa serta kalibrasi merupakan prosedur dalam penggunaan SWAT. SWAT telah mengeneralisasikan 27 HRU (Hyrological Response Unit) yang menggambarkan kondisi spasial keseluruhan batas air. Model hidrologi SWAT menggunakan 12 parameter yang teridentifikasi dan memiliki nilai dengan kategori sangat baik The Nash-Sutcliffe Efisiensi (NSE) 0.77 dan koefisien korelasi 0.79. Berdasarkan hasil observasi hasil penggunaan lahan kondisi eksiting menunjukkan bahwa debit air minimum adalah 0.338 m3/s hingga maksimum 5.945 m3/s dengan ketersediaan airtanah maksimum sampai 3.070 mm pada Juli-September 2014. Sedangkan kondisi RTRW menunjukkan bahwa debit air minimum adalah 0.151 m3/s hingga maksimum 4.589 m3/s. Berdasarkan hasil Skenario konservasi yang telah dilakukan di beberapa penggunaan lahan untuk ketersediaan air. Hasil penelitian skenario konservasi menunjukkan bahwa debit air minimum adalah 0.344 m3/s hingga maksimum 4.842 m3/s dengan ketersediaan airtanah maksimum adalah 3.140 mm. Tidak ada perubahan yang signifikan dari debit air dan aliran airtanah berdasarkan kondisi eksisting, kondisi RTRW dan skenario konservasi di DAS Prumpung, Kabupaten Tuban. Sebuah rencana pengelolaan air dalam pemanfaatan curah hujan yang tinggi di musim hujan akan memberikan kontribusi dalam kebutuhan pasokan air/permintaan yang sesuai pada musim kemarau.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2207]