FISIOLOGI ADAPTASI TANAMAN terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika
Abstract
Pada Abad 20 telah terjadi peningkatan hasil tanaman secara signifikan, yang utamanya disebabkan oleh perbaikan teknik budi daya dan penggunaan kultivar baru. Pada abad 21, tantangan yang harus dihadapi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan menjadi semakin besar. Hal ini terkait dengan
berbagai perubahan yang memengaruhi produksi pangan dunia, yaitu (a) peningkatan populasi manusia, (b) peningkatan konsumsi daging dan pangan nabati, (c) adanya pemanasan global yang menyebabkan fluktuasi iklim yang tajam dan menyebabkan gagal panen, (d) menurunnya luas lahan garapan, (e) kelangkaan air yang menurunkan jumlah air irigasi, (f) degradasi lingkungan dan erosi, (g) adanya kebutuhan untuk proteksi tanaman dari serangan hama dan penyakit, serta (h) perubahan alam yang sulit diprediksi (Miflin, 2000).
Populasi dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan menjadi 8,04 miliar orang yang akan membutuhkan pangan sebesar 3.046,5 juta ton, di mana saat itu diperkirakan produksi pangan dunia hanya mencapai 2.977,7 juta ton, sehingga neraca pangan dunia akan defisit 68,8 juta ton (Miflin, 2000). Pada tahun 2025 tersebut, jumlah penduduk di Indonesia akan mencapai 316-350 juta orang dan diperkirakan akan membutuhkan beras ± 42,7- 47,3 juta ton (Badan Litbang Deptan 2005). Jika produksi 2011 hanya mencapai 37,8 juta ton, akan terjadi kekurangan pangan beras ± 10 juta ton, bila tidak ada peningkatan produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia rawan terhadap kekurangan pangan, sehingga diperlukan peningkatan produksi pangan secara berkelanjutan agar terhindar dari kerawanan pangan.