Keanekaragaman Parasitoid Pada Tanaman Kedelai Dengan Beberapa Teknik Pengendalian Di Kebun Percobaan Balitkabi Ngale, Ngawi
View/ Open
Date
2016Author
Pasaribu, Irfan
Maryana, Nina
Hidayat, Purnama
Metadata
Show full item recordAbstract
Hama menjadi kendala dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi
pertanian, baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahkan sampai menggagalkan
panen. Apabila populasi hama terlalu tinggi maka penurunan hasil produksi
semakin tinggi. Salah satu komoditas pangan di Indonesia yang mengalami
penurunan hasil produksi yaitu kedelai. Kebutuhan kedelai di Indonesia semakin
meningkat, akan tetapi produksinya mengalami penurunan. Faktor penyebabnya
adalah serangan hama pada tanaman kedelai dan berkurangnya jumlah lahan
produksi. Hama utama pada tanaman kedelai antara lain lalat bibit (Ophiomya
phaseoli), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat pemakan polong (Helicoverpa
armigera), hama pengisap polong (Riptortus linearis), dan penggerek polong
(Etiella zinckenella).
Strategi pengendalian hama cukup beragam tergantung bagaimana petani
mengaplikasikannya. Diperlukan informasi dasar mengenai keberadaan hama dan
musuh alaminya, sehingga aplikasi pengendalian yang dipilih efektif dan efisien.
Musuh alami meliputi serangga predator dan serangga parasitoid. Parasitoid
merupakan spesies kunci di suatu ekosistem, karena bersifat spesifik terhadap jenis
inangnya. Oleh karena itu masih banyak informasi yang diperlukan mengenai
keberadaan parasitoid hama pada tanaman kedelai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman serangga
parasitoid hama pada tanaman kedelai dengan beberapa teknik pengendalian hama.
Selain itu dilihat juga jumlah individu dan jumlah spesies parasitoid di setiap
minggunya.
Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kedelai Kebun Percobaan
BALITKABI Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Identifikasi serangga
dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari Juni 2014
sampai Juni 2015. Penelitian ini dilakukan pada lahan dengan tiga perlakuan.
Perlakuan yang diberikan antara lain perlakuan campuran (P-C), perlakuan kimiawi
berdasarkan kalender atau berjadwal (P-K) dan perlakuan petani berdasarkan
kegiatan monitoring keberadaan hama (P-P). Masing-masing perlakuan dibedakan
dari jenis pestisida yang digunakan, jadwal aplikasi dan campuran sistem
budidayanya. Lahan yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 70 m x 50 m.
masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima ulangan. Setiap petak pengamatan
(ulangan) berukuran 20 m x 7.5 m. Penentuan ulangan dilakukan secara acak
sistematis.
Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah hama utama dan
parasitoidnya. Metode pengamatan yang dilakukan adalah metode pemeliharaan
serangga inang terparasit, dilakukan dengan cara pengambilan serangga inang pada
lahan petak pengamatan kemudian dipelihara hingga parasitoidnya keluar. Metode
lainnya yaitu, koleksi serangga parasitoid dengan menggunakan jaring serangga.
Koleksi serangga menggunakan jaring serangga dilakukan untuk menangkap
parasitoid yang terdapat di sekitar lahan pengamatan. Penjaringan dilakukan
dengan sepuluh kali ayunan tunggal pada lima titik di dalam petak pengamatan.
Serangga parasitoid hasil tangkapan di lapangan disimpan di dalam botol koleksi
yang telah diisi alkohol 70%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangga parasitoid yang dikoleksi
dengan metode pemeliharaan serangga inang (hama kedelai) terparasit sebanyak 16
spesies parasitoid dan satu spesies hyperparasitoid dari 8 famili pada Ordo
Hymenoptera, sedangkan serangga parasitoid yang berhasil dikoleksi dengan
menggunakan jaring serangga sebanyak 55 spesies parasitoid dari 16 famili Ordo
Hymenoptera dan 2 spesies dari 2 famili Ordo Diptera. Spesies serangga parasitoid
yang paling banyak ditemukan adalah kelompok Famili Eulophidae. Jumlah
individu parasitoid yang paling mendominasi adalah kelompok Aphelinidae. Indeks
keanekaragaman Shanon-Wiener pada semua perlakuan termasuk ke dalam
kategori sedang (H’ = 2.55-2.75). Keanekaragaman serangga parasitoid tersebut
secara nyata dikarenakan kekayaan dan kemerataan spesies tanaman dan serangga
inang juga tidak berbeda nyata. Keanekaragaman parasitoid dipengaruhi oleh tipe
lanskap pertanian, yaitu lanskap pertanian dengan struktur yang kompleks.
Perlakuan pengendalian yang dilakukan oleh petani setempat dengan
mengaplikasikan teknik pemantauan keberadaan hama (monitoring) baik untuk
dilanjutkan karena mengurangi intensitas aplikasi pestisida dan akan berdampak
terhadap jumlah populasi musuh alami di lahan pertanaman. Penggunaan pestisida
secara intensif akan berpengaruh besar terhadap keberadaan musuh alami serangga
hama pada lokasi pertanaman.
Collections
- MT - Agriculture [3772]