Analisis Volatilitas Harga Di Pasar Daging Sapi Indonesia
View/ Open
Date
2016Author
Dewi, Intani
Nurmalina, Rita
Adhi, Andriyono Kilat
Brümmer, Bernhard
Metadata
Show full item recordAbstract
Harga-harga produk pertanian selalu berfluktuasi sepanjang waktu. Harga
daging sapi di Indonesia terus meningkat dan cenderung volatil pada saat ini.
Berdasarkan pemantauan harga di beberapa pusat produksi, terdapat fluktuasi dari
harga daging sapi di tingkat konsumen di beberapa waktu dan diantara provinsi.
Volatilitas harga daging sapi adalah faktor resiko yang harus dihadapi dan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan. Dibalik kepedulian terhadap volatilitas
harga akan muncul juga kepedulian terhadap tingkat harga dan hubungannya
terhadap ketahanan pangan, terutama untuk masyarakat dengan level pendapatan
yang rendah. Aksi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan mencanangkan program swasembada daging sapi. Tujuan utama
dari kebijakan pemerintah ini adalah untuk mencapai ketahanan pangan asal
ternak domestik, dengan meningkatkan populasi sapi dan produksi daging sapi
domestik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
Indonesia akan mengalami defisit daging sapi yang sangat besar pada
jangka panjang menengah jika pemerintah tidak membuat suatu usaha untuk
meningkatkan produksi. Defisit daging sapi yang tinggi akan menyulitkan
stabilisasi harga di dalam negeri. Studi ini mencoba untuk menampilkan
hubungan antara volatilitas harga daging sapi dan usaha pemerintah Indonesia
untuk menjamin ketahanan pangan melalui swasembada daging sapi. Oleh karena
itu sangat menarik untuk melihat bagaimana harga daging sapi merespon terhadap
kebijakan pengurangan impor melalui program swasembada daging sapi dan
bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi volatilitas harga daging sapi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami volatilitas harga daging sapi
di Indonesia dan menganalisis dampak dari program swasembada daging sapi
terhadap volatilitas harga daging sapi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
data sekunder untuk memahami volatilitas dari series harga daging sapi di
Indonesia, data yang digunakan pada analisis ini adalah observasi harian dari
Januari 2006 sampai Desember 2013, dengan total 2086 observasi. Data diambil
dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Data dikumpulkan melalui
survey pasar dari tiga pasar berbeda di tiap ibukota provinsi di Indonesia.
Kami tahu bahwa festival Islam tertentu akan mempengaruhi harga daging
sapi, itu sebabnya kami menguji beberapa variabel dummy potensial. Kami
menggunakan dua dummy yang berbeda dalam persamaan mean, pertama adalah
dummy 1 (D1) selama bulan Ramadhan dan dummy kedua (D2) adalah dummy
dua hari sebelum Ramadhan. Kami menemukan bahwa keduanya sangat
signifikan, seperti yang dapat kita lihat bahwa variabel dummy meningkatkan
nilai log likelihood. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel dummy
pada mean model signifikan pada taraf alfa 1 persen. Kedua variabel dummy
dalam model memiliki tanda positif, untuk D1 menyiratkan bahwa selama bulan
Ramadhan harga daging sapi meningkat dan untuk D2 menyiratkan bahwa harga
daging sapi dua hari sebelum Ramadhan menjadi lebih tinggi. Kedua variabel
dummy menjelaskan perubahan harga yang diharapkan selama Ramadhan, tidak
menunjukkan volatilitas harga daging sapi yang tak terduga.
Kami juga menambahkan dummy 3 (D3) dalam persamaan varians sebagai
regressor tambahan untuk menangkap perubahan kebijakan, kami ingin melihat
apakah implementasi kebijakan swasembada daging sapi pada tahun 2010
berpengaruh terhadap volatilitas harga daging sapi. D3 memiliki nilai koefisien
yang negatif dan signifikan pada taraf alfa 1 persen, sehingga secara statistik
terbukti bahwa program swasembada daging sapi dapat membuat volatilitas harga
daging sapi lebih rendah dari periode 2006-2009. Namun besarnya parameter di
regressor eksternal dummy 3 relatif kecil, hal ini menunjukkan bahwa kebijakan
pemerintah melalui program swasembada daging sapi berdampak kecil pada
pengembangan volatilitas harga keseluruhan. Berdasarkan pertimbangan di atas,
maka kami akan menggunakan GARCH (1,1) model dengan D1 dan D2 dalam
model mean dan D3 sebagai regressor eksternal untuk membahas lebih detail
tentang volatilitas harga daging sapi di Indonesia.
Model GARCH (1.1) memberikan informasi bahwa pergerakan harga
daging sapi dipengaruhi oleh volatilitas dari harga periode sebelumnya dan
varians hari kemarin. Dapat dikatakan dari model tersebut bahwa jika kita
memiliki residual harga yang cukup besar dan varians dari harga hari ini maka
tingkat harga esok hari akan cenderung lebih tinggi. Berdasarkan model juga
dapat kami simpulkan bahwa volatilitas harga daging sapi di masa yang akan
datang akan cenderung lebih kecil dan persisten. Parameter dari variabel dummy
pada persamaan varians untuk menangkap perubahan kebijakan signifikan secara
statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa program swasembada daging sapi dapat
membuat volatilitas harga daging sapi lebih kecil.
Harga daging sapi didorong oleh dinamika pasokan daging sapi dan
permintaan oleh karena itu pemerintah sebaiknya tidak hanya melakukan
pendekatan produksi dengan meningkatkan populasi sapi potong melalui sapi
program swasembada tetapi juga melalui kebijakan pengendalian harga.
Pemerintah Indonesia harus membuat rantai pasok daging sapi yang efektif dan
efisien, hal ini hanya bisa dilakukan dengan mengembangkan mekanisme pasar,
transportasi dan infrastruktur untuk mendistribusikan ternak sapi potong dari
daerah produksi ke daerah konsumsi. Kebijakan yang dibuat pemerintah harus
lebih fleksibel untuk produksi daging sapi yang rendah dan permintaan yang
tinggi, seperti mengadakan stok persediaan pada bulan-bulan tertentu disaat harga
daging sapi sedang tinggi seperti saat Ramadhan, Idul Fitri dan juga hari besar
keagamaan lainnya di indonesia.
Collections
- MT - Human Ecology [2255]