Perencanaan Lanskap Ekowisata Di Daerah Penyangga Kawasan Konservasi Taman Nasional Ujung Kulon Provinsi Banten
Abstract
Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) adalah kawasan pelestarian alam
yang memilki biodiversitas dan ekosistem sangat tinggi yang dikelola dengan
sistem zonasi untuk optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan. Masalah kawasan
TNUK saat ini adalah pengelolaan dan pemanfaatan zona-zona yang berinteraksi
langsung dengan pemukiman penduduk lokal. Kawasan TNUK dikelilingi 19
desa yang ditetapkan sebagai daerah penyangga yang mencakup Kecamatan
Sumur dan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang dengan jumlah
penduduk sekitar 59.669 jiwa, hal ini menyebabkan Kawasan TNUK rentan
terhadap tekanan aktivitas masyarakat sekitarnya. Ekowisata diyakini dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumberdaya alam.
Pengembangan ekowisata di TNUK harus terintegrasi dengan kawasan penyangga
yang menghubungkan antara aktivitas masyarakat dan konservasi, untuk itu harus
diketahui karakteristik dan potensi obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) di
dalamnya. Tujuan penelitian ini meliputi; (1) analisis pemanfaatan ruang daerah
penyangga TNUK (2) analisis objek dan daya tarik wisata (3) analisis daya
dukung kawasan wisata (4) menyusun rencana lanskap ekowisata.
Analisis pemanfaatan ruang menggunakan sistem informasi geospasial
(SIG). Analisis potensi obyek dan daya tarik wisata alam menggunakan pedoman
Analisis Daerah Operasi – Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO –
ODTWA) Dirjen PHKA 2002 dan penilaian kelayakan objek dan atraksi wisata
menggunakan kriteria penilaian menurut MacKinnon (1986). Analisis daya
dukung kawasan menggunakan formulasi menurut Yulianda (2007).
Situasi pemanfaatan ruang daerah penyangga kawasan TNUK
menggambarkan sebagian besar sudah tidak sesuai perencanaan perluasan
pemanfaatan eksisting seperti sawah, hutan lahan basah dan kebun campuran.
Daerah Penyangga TNUK memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata alam
yang layak untuk dikembangkan. Potensi objek dan atraksi wisata tersebar di 10
desa penyangga yang memiliki kategori sangat potensial dan potensial dari 15
desa yang menjadi fokus penelitian dengan berbagai jenis keragaman objek dan
atraksi wisata. Analisis daya dukung kawasan wisata daerah penyangga TNUK
diperoleh sebesar 8.241 orang/hari.
Berdasarkan kesesuaian tapak untuk pengembangan wisata, ruang, aktifitas
dan fasilitasnya. Zona pengembangan meliputi zona atraktif, semi atraktif dan
tidak atraktif. Sedangkan ruang wisata yang dihasilkan adalah ruang utama
meliputi ruang wisata akuatik dan ruang wisata terestrial dan ruang penunjang
meliputi ruang penerimaan, ruang transisi dan ruang pendukung.
Collections
- MT - Agriculture [3683]