Evaluasi Metode Penetapan Indek Kerawanan Pangan
Abstract
Indek kerawanan pangan menggambarkan ketidakmampuan masyarakat,
rumah tangga atau individu untuk mencukupi kebutuhan pangan minimum yang
terjadi secara terus menerus (cronic) atau sementara (transient). Banyak metode
yang digunakan dalam menetapkan indek kerawanan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi dua metode penetapan indek kerawanan pangan yang
digunakan di Indonesia. Indek kerawanan pangan disusun dengan menggunakan
beberapa indikator yang merepresentasikan kerawanan pangan kronis yaitu
ketersedian pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan dan kerawanan
pangan sementara yaitu kejadian banjir, kekeringan dan kerugian produksi padi
dan palawija. Penyusunan indek dilakukan dengan menggunakan metode
principal component analysis (PCA) dan persentil. Untuk metode persentil, setiap
indikator memiliki nilai bobot. Nilai bobot ditetapkan dengan dua pendekatan,
yaitu berdasarkan persentase sumbangan keragaman nilai komponen utama yang
dihasilkan dari analisis PCA dan penilaian subjektif tingkat keeratan hubungan
antara indikator dengan expert judgement. Selanjutnya tingkat kerawanan pangan
ditentukan berdasarkan nilai indek. Indek yang dihitung dengan metode PCA,
penetapan tingkat kerawanan berdasarkan analisis gerombol sedangkan yang
dihitung dengan metode persentil menggunakan sistem kuadran. Tingkat
kerentanan ditetapkan sebanyak enam kelas. Kelas 1 menunjukkan tingkat
kerawanan paling rendah sedangkan kelas 6 menunjukkan tingkat kerawanan
paling tinggi. Hasil analisis menunjukkan, pengelompokkan kabupaten di NTT
menurut tingkat kerawanannya yang menggunakan metode PCA relatif berbeda
dengan yang menggunakan persentil. Namun demikian, pengelompokkan
kabupaten yang menggunakan metode persentil dengan teknik pembobotan PCA
hasilnya relatif sama dengan yang menggunakan teknik pembobotan penilaian
pakar. Berdasarkan kriteria simpangan baku terkecil, metode persentil dengan
teknik pembobotan PCA memberikan hasil paling baik yaitu dengan simpangan
baku 0.12, diikuti metode persentil dengan pembobotan menurut penilaian pakar
yaitu 0.15 dan metode PCA 1.54.