Pengaruh Pemberian Suplemen Besi Terhadap Kadar Hemoglobin Dan Tingkat Kelelahan Pada Remaja Putri
View/ Open
Date
2016Author
Susanti, Yeti
Briawan, Dodik
Martianto, Drajat
Metadata
Show full item recordAbstract
Anemia gizi besi (AGB) merupakan masalah gizi mikro yang paling banyak terjadi di dunia. Pada remaja putri defisiensi besi meningkat karena perdarahan menstruasi dan dalam waktu yang bersamaan kadar hemoglobin menurun. Dampak AGB pada remaja antara lain menimbulkan kelelahan, mengurangi kemampuan fisik serta kemampuan akademik. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian suplemen besi terhadap perubahan kadar hemoglobin dan tingkat kelelahan pada remaja putri.
Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental, dengan sampel sebanyak 189 remaja putri berusia 15-18 tahun di tiga sekolah SMA/SMK/sederajat terpilih. Tiga kelompok intervensi menerima suplemen besi selama 14 minggu di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Maret 2015-Juni 2015. Kelompok tersebut masing-masing menerima suplemen besi secara mingguan (M), mingguan dan setiap hari selama menstruasi (M+Mens), serta mingguan dengan disertai pendidikan gizi (M+PG). Khusus kelompok M+PG diberi tambahan intervensi pendidikan gizi berupa penyuluhan 1 kali/bulan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Indikator status anemia yang digunakan adalah kadar hemoglobin (Hb), tingkat kelelahan diukur secara subjektif menggunakan fatigue questionarre (FQ) skala Chalder. Peubah yang potensial sebagai penggangu diukur pada awal dan selama pelaksanaan suplementasi, meliputi karakteristik sampel (usia, antropometri status gizi, riwayat menstruasi, dan konsumsi pangan), serta kepatuhan konsumsi suplemen besi. Uji paired-sample t-test digunakan untuk membandingkan signifikansi peubah parametrik sebelum dan sesudah intervensi. Uji kruskal wallis digunakan untuk membandingkan perbedaan peubah non parametrik pada ketiga kelompok perlakuan. Uji ANOVA digunakan untuk membandingkan perbedaan peubah parametrik pada ketiga kelompok perlakuan. Untuk itu dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Sminov, sedangkan uji homogenitas varian menggunakan Levene. Selanjutnya untuk mengoreksi (adjusted) peubah perancu (confounder) digunakan uji ANCOVA.
Pada penelitian terdapat sampel droup out sebanyak 14 orang (7.4%) dengan alasan pindah sekolah 2 orang, menolak melanjutkan minum suplemen 8 orang, serta menolak diambil darah ketika endline 4 orang. Sebelum suplementasi, karakteristik sampel homogen antar kelompok perlakuan. Rata-rata umur sampel adalah 16.7±0.7 tahun, dan sebagian besar sampel (88.4%) berstatus gizi baik. Rata-rata umur menarche sampel adalah 13.1±0.9 tahun dengan rata-rata lama menstruasi 6.6±1.3 hari dan siklus menstruasi 26.5±4.1 hari. Sebagian besar sampel berasal dari keluarga menengah ke bawah. Sebelum suplementasi, hasil analisis Anova untuk asupan zat besi, vitamin A, dan asam folat berbeda nyata pada ketiga kelompok perlakuan (p<0.05). Asupan zat gizi besi (M 5.2 mg/hari, M+Mens 4.4 mg/hari dan M+PG 4.2 mg/hari); Asupan vitamin A (M 766.1±871.3 μg, M+Mens 318.2±242.1 μg, M+PG 318.6±270.5 μg); dan asupan asam folat (M
109.8±46.4 μg, M+Mens 84.8±35.3 μg, M+PG 83.9±41.4 μg). Sedangkan asupan protein dan vitamin C tidak berbeda nyata pada semua kelompok perlakuan, yaitu masing-masing protein sebesar 26.7±8.5 g/hari dan vitamin C 41.1±36.2 mg/hari. Selama suplementasi, rata-rata asupan zat besi pada ketiga kelompok perlakuan mengalami penurunan sebesar 0.2 mg/hari, vitamin A 128.0 μg/hari, asam folat 10.0 μg/hari, dan vitamin C 3.5 mg/hari. Rata-rata asupan harian semua zat gizi tidak berbeda antar semua kelompok perlakuan, kecuali asupan vitamin A.
Rata-rata bioavailabilitas besi sebelum suplementasi tidak berbeda nyata (p>0.05) antar kelompok perlakuan yaitu sebesar 3.1±1.4%. Selama suplementasi, bioavailabilitas besi mengalami penurunan sebesar 0.2%. Bioavailabilitas besi selama suplementasi berbeda nyata (p>0.05) antar semua kelompok perlakuan, dengan distribusi rata-rata tiap kelompok secara berurutan adalah M 3.3±1.7%, M+Mens 2.6±1.2% serta M+PG 2.8±1.2%.
Rata-rata kepatuhan konsumsi suplemen secara signifikan berbeda (p=0.000), sangat rendah pada kelompok M+Mens (48.8±31.2%) dibandingkan kelompok M (79.9±15.9%) dan M+PG (81.9±12.8%). Sebelum suplementasi, hampir keseluruhan sampel (99.4%) berpengetahuan gizi anemia rendah. Setelah suplementasi dan intervensi pendidikan gizi, terjadi peningkatan skor pengetahuan gizi anemia sebesar 43.3±17.0 pada kelompok M+PG, sehingga terdapat masing-masing sebanyak 25.9% sampel yang berpengetahuan gizi anemia sedang dan baik.
Sebelum suplementasi, hasil uji Anova menunjukkan kadar hemoglobin tidak berbeda nyata (p>0.05) pada ketiga kelompok perlakuan (M 11.66±1.04 g/dl, M+Mens 11.55±1.09 g/dl, M+PG 11.21±1.31 g/dl). Setelah suplementasi rata-rata kadar hemoglobin pada ketiga kelompok mengalami peningkatan. Uji Anova kadar hemoglobin sesudah suplementasi antara ketiga kelompok perlakuan tidak berbeda nyata (p<0.05). Secara berurutan peningkatan kadar hemoglobin kelompok M+PG 0.63±1.16 g/dl, M+Mens 0.48±1.04 g/dl, dan M 0.44±1.13 g/dl. Berdasarkan uji Anova diketahui rata-rata peningkatan kadar hemoglobin tidak berbeda nyata (p>0.05) pada ketiga kelompok perlakuan. Sebelum suplementasi, terdapat prevalensi anemia dengan distribusi masing-masing adalah 55.6%, 63.5% dan 63.5% masing-masing untuk kelompok M, M+Mens, dan M+PG secara berurutan. Suplementasi besi dapat menurunkan prevalensi anemia sebesar 15.8% (M), 18.0% (M+Mens) dan 4.9% (M+PG). Hasil uji Anova menunjukkan skor kelelahan sebelum suplementasi berbeda nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan (M 9.2±3.6, M+Mens 8.4±3.7, M+PG 10.8±4.4). Setelah suplementasi, terjadi penurunan skor kelelahan masing-masing sebesar 1.8±3.7 kelompok M, 1.1±3.1 kelompok M+Mens, dan 1.9±3.1 kelompok M+PG. Hasil uji Anova menunjukkan perubahan skor kelelahan tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan (p>0.05).
Kesimpulannya, suplementasi besi secara mingguan disertai pendidikan gizi (M+PG) efektivitasnya sama dengan kedua suplementasi besi lainnya yaitu mingguan (M) dan mingguan ditambah selama menstruasi (M+Mens) dalam peningkatan kadar hemoglobin dan penurunan kelelahan. Suplementasi besi pada remaja lebih baik dilakukan secara intermittent (M dan M+PG) dengan tambahan manfaat yaitu tingginya kepatuhan konsumsi suplemen.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]