Hama Tanaman Belimbing Dan Dinamika Populasi Lalat Buah Pada Pertanaman Belimbing Di Wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur
View/ Open
Date
2016Author
Muhlison, Wildan
Triwidodo, Hermanu
Pudjianto
Metadata
Show full item recordAbstract
Hama merupakan permasalah utama dalam budidaya belimbing yang menyebabkan produksi menurun. Lalat buah telah dilaporkan sebagai hama utama buah belimbing di dunia. Terdapat informasi yang terbatas mengenai jenis hama, intensitas kerusakan serangan hama, dinamika populasi, dan serangan lalat buah di Kabupaten Blitar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 – Mei 2015 untuk mempelajari jenis hama belimbing, intensitas kerusakan, dinamika populasi lalat buah dan serangan lalat buah berdasarkan umur buah belimbing.Pengamatan hama dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 di empat lokasi pada tiap desa. Data dikumpulkan dengan cara mengamati jenis hama, gejala serangan, kepadatan hama, dan intensitas kerusakan dari cabang, daun, bunga dan buah. Dinamika populasi diamati dengan memelihara buah belimbing yang terserang lalat buah. Pengamatan dilakukan pada dua perode, yaitu periode bulan kering (September – November 2014) dan perode bulan basah (Desember 2014 – Februari 2015). Sepuluh buah yang terserang diambil 14 hari sekali dari setiap lokasi pada setiap perode. Buah-buah tersebut dipelihara sampai imago lalat buah dan parasitoid muncul, kemudian diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Pengamatan serangan lalat buah dilakukan di tiga lokasi pada bulan Maret – April 2015. Setiap tahap perkembangan buah diberikan perlakuan pembungkusan. Perlakuan waktu pembungkusan berdasarkan hari terbentuknya buah (HTB), yaitu 1) kontrol (tanpa pembungkusan); 2) 7 HTB; 3) 14 HTB; 4) 21 HTB; 5) 28 HTB; 6) 35 HTB; dan 7) 42 HTB dengan tiga ulangan pada setiap lokasi.
Hama yang teridentifikasi pada daun adalah Pteroma plagiophleps, pada cabang adalah Zeuzera coffeae, pada bunga yaitu Diacrotricha fasciola, Toxoptera aurantii, Maconellicoccus hirsutus, dan Thrips javanicus, pada buah yaitu Toxoptera aurantii, Maconellicoccus hirsutus, Thrips javanicus, Helopeltis bradyi, Cryptophlebia leucotreta, Bactrocera dorsalis, dan Bactrocera carambolae. M. hirsutus mempunyai kepadatan populasi tertingi di Desa Karangsono. Intensitas kerusakan tertinggi yang diakibatkan oleh Bactrocera spp., C. leucotreta, dan H. bradyi terjadi di Desa Gogodeso, sedangkan T. javanicus terjadi di Desa Pojok. Populasi lalat buah di Desa Pojok lebih rendah dibandingkan dua desa lainnya, sedangkan antara periode bulan kering dan basah tidak berbeda nyata. Imago lalat buah yang muncul pada periode bulan kering lebih tinggi dibandingkan dengan basah. Dinamika populasi lalat buah dipengaruhi oleh sanitasi buah dan parasitoid. Kelimpahan lalat buah rendah pada lokasi dengan sanitasi buah. Parasitoid dapat menekan populasi lalat buah lebih tinggi pada periode bulan basah dibandingkan kering. Serangan awal lalat buah terjadi pada buah berumur 14 HTB, sedangkan serangan tertinggi pada 21 HTB. Intensitas kerusakan buah belimbing berkisar 22.22 – 100%. Kepadatan populasi lalat buah dan parasitisasi semakin tinggi dengan berkembangnya umur buah.
Collections
- MT - Agriculture [3683]