Analisis Structure, Conduct Dan Performance Pada Pasar Kakao: Kasus Di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
View/ Open
Date
2016Author
Abubakar, Ihdiani
Hakim, Dedi Budiman
Asmarantaka, Ratna Winandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakao merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Parigi Moutong.
Sebagian besar usahatani adalah perkebunan rakyat. Pada tahun 2012 produksi
biji kakao Parigi Moutong mencapai 49 138 ton dengan tingkat produktivitas 0.70
ton/ha dan luas panen 69 948 ha. Hasil panen biji kakao di Kabupaten Parigi
Moutong dipasarkan langsung ke eksportir yang ada di Kota Palu melalui
pedagang di tingkat kecamatan maupun pedagang provinsi, selanjutnya eksportir
yang menjual ke negara tujuan.
Harga biji kakao yang tinggi di tingkat pedagang dan eksportir belum
dirasakan oleh petani kakao di Kabupaten Parigi Moutong. Hal ini ditunjukkan
dari perkembangan harga biji kakao mulai tahun 2008 sampai tahun 2013 yakni
Rp 21 000 sampai Rp 44 000 per kilogram sedangkan di tingkat petani hanya
berkisar Rp 12 000 sampai Rp 22 000. Masalah mendasar yang dihadapi petani
biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong adalah posisi tawar petani lemah dalam
penentuan harga. Kondisi pasar yang tidak bersaing mempengaruhi perilaku
lembaga pemasaran berupa mekanisme penentuan harga. Respon dan seberapa
cepat perubahan harga tersebut dirasakan pada setiap lembaga pemasaran akan
diketahui melalui analisis kinerja pasar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis struktur
(structure), perilaku (conduct), dan kinerja (performance) pasar sebagai metode
analisis yang tepat untuk mengetahui sistem pemasaran yang terdapat dalam
pemasaran biji kakao. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis struktur,
perilaku, dan kinerja pasar biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong, 2)
Menganalisis integrasi pasar biji kakao di tingkat petani dan eksportir di
Kabupaten Parigi Moutong, dan 3) Merekomendasikan kebijakan pemerintah
terhadap sistem pemasaran biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif
menggunakan Microsoft Exel 2010 dan Eviews 7. Hasil analisis menunjukkan
bahwa struktur pasar (market structure) yang dihadapi di Kabupaten Parigi
Moutong bersifat oligopsoni. Hal ini dikarenakan kondisi pasar di tingkat
eksportir terkonsentrasi dengan tingkat persaingan kecil (CR4=70.60%). Besarnya
market power yang dimiliki eksportir akan mempengaruhi perilaku lembaga
pemasaran di tingkat yang lebih rendah yang ditunjukkan pada perilaku pasar
(market conduct).
Lembaga dan praktek fungsi pemasaran yang terlibat pada pemasaran biji
kakao yaitu petani, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan,
pedagang besar provinsi dan eksportir. Adapun fungsi pemasaran yang dilakukan
adalah fungsi pertukaran, fisik dan fasilitas. Saluran pemasaran biji kakao di
Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari empat saluran. Saluran pertama, petani
menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul kecamatan, kemudian dari
pedagang pengumpul kecamatan ke pedagang besar provinsi kemudian ke
eksportir. Saluran kedua ini petani menjual hasil panen ke pedagang desa
kemudian dijual ke pedagang pengumpul kecamatan selanjutnya dijual ke
pedagang besar provinsi kemudian pedagang besar provinsi menjual ke eksportir.
Saluran ketiga petani menjual langsung ke pedagang besar provinsi kemudian ke
eksportir. Saluran ke empat petani menjual ke pedagang kecamatan kemudian
pedagang kecamatan menjual ke eksportir. Besarnya ketergantungan petani
terhadap pedagang pengumpul dikarenakan keterbatasan modal, akses transportasi
yang masih sangat sulit mengakibatkan informasi yang diperoleh petani kurang
sehingga posisi tawar petani lemah dalam proses penentuan harga.
Kondisi petani yang menghadapi struktur pasar oligopsoni dan posisi
tawar petani lemah dalam proses penentuan harga akan mempengaruhi kinerja
pasar (market performance). Hal ini terlihat dari share harga biji kakao yang
diterima petani masih rendah (<58 persen) dengan marjin yang relatif tinggi.
Kondisi ini disebabkan oleh besarnya ketergantungan petani kepada pedagang
pengumpul dan terbatasnya sarana dan prasarana petani. Analisis integrasi pasar
antara petani kakao di Kabupaten Parigi Moutong dengan eksportir di Kota Palu
dalam jangka pendek tidak terintegrasi artinya perubahan harga kakao di tingkat
eksportir tidak mempengaruhi harga kakao di tingkat petani. Namun, dalam
jangka panjang terintegrasi artinya perubahan harga kakao di tingkat eksportir
diikuti mempengaruhi harga di tingkat petani.
Hasil analisis struktur, perilaku dan kinerja pasar menunjukkan bahwa
peningkatan harga di tingkat eksportir dan pedagang yang cukup besar tidak
diikuti dengan peningkatan harga di tingkat petani. Kondisi ini menggambarkan
bahwa sistem pemasaran biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong belum efisien
dilihat dari marjin pemasaran, farmer share, dan integrasi pasar vertikal. Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan posisi tawar petani yaitu pemberdayaan
kelompok tani secara berkelanjutan. Selain itu peran pemerintah dalam menjamin
sarana dan prasarana, perbaikan infrastruktur, pengawasan harga yang sesuai dan
menginformasikan harga pasar.
Collections
- MT - Economic and Management [2877]