Pemberian Probiotik Saccharomyces Cerevisiae Dan Prebiotik Mannan Oligosakarida Untuk Pengendalian Infeksi Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Mas Cyprinus Carpio.
View/ Open
Date
2016Author
Widyastuti, Haezy Satriani Cahya
Widanarni
Jusadi, Dedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri penyebab penyakit motile aeromonad septicaemia (MAS) yang menyerang berbagai ikan budidaya air tawar, termasuk ikan mas C. carpio, menyebabkan terjadinya kematian yang tinggi hingga mencapai 90%. Beberapa strategi alternatif yang aman untuk pengendalian penyakit bakterial diantaranya adalah probiotik, prebiotik, dan sinbiotik. Manipulasi respons imun organisme akuatik dan kinerja pertumbuhan dapat diberikan melalui pakan. Pada beberapa penelitian, pakan yang mengandung imunostimulan dapat meningkatkan kerja sistem imun non spesifik pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian probiotik S. cerevisiae, prebiotik mannan oligosakarida, dan gabungan keduanya (sinbiotik) melalui pakan terhadap imunitas dan kinerja pertumbuhan ikan mas yang diuji tantang A. hydrophila.
Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan. Pada pengujian in vivo, ikan mas (6,24±0,02 g), dipelihara di akuarium (40 x 30 x 30 cm3; volume 40 L), dengan kepadatan 10 ekor per akuarium. Ikan uji diberi pakan secara at satiation dengan frekuensi tiga kali sehari, yakni pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB selama masa pemeliharaan. Ikan diberi perlakuan pakan tanpa suplementasi yakni kontrol positif (K+) dan kontrol negatif (K-), pakan perlakuan probiotik S. cerevisiae 0,2% (Pro), prebiotik MOS 0,2% (Pre), dan gabungan probiotik 0,2% dan prebiotik 0,2% (Sin). Uji tantang bakteri A. hydrophila dilakukan pada hari ke-33, melalui injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 10-7 CFU mL-1. Kematian ikan diamati setiap hari selama 10 hari. Pengambilan data parameter imunitas dan kepadatan bakteri patogen di organ hati dan ginjal dilakukan pada hari ke-34, 37, dan 41. Variabel pengamatan kinerja pertumbuhan meliputi, bobot akhir (Wt), jumlah konsumsi pakan (JKP), Specific Growth Rate (SGR), Feed Convertion Ratio (FCR), kelangsungan hidup dan rasio panjang usus (RPU), dan total probiotik S. cerevisiae dan total bakteri di usus ikan mas. Respons imunitas yang diamati terdiri dari jumlah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), hematokrit, hemoglobin, aktivitas fagositosis, respiratory burst, serta total A. hydrophila pada organ hati dan ginjal ikan uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung probiotik S. cerevisiae, prebiotik MOS, dan sinbiotik dapat meningkatkan SGR, JKP dan bobot akhir (wt), serta nilai FCR yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Bobot akhir (Wt), SGR, pada perlakuan sinbiotik menunjukkan hasil tertinggi diikuti dengan perlakuan prebiotik dan probiotik dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Bakteri usus total (TBC) pada perlakuan prebiotik (8,64±0,03) menunjukkan nilai tertinggi dan diikuti oleh perlakuan sinbiotik (8,37±0,1). Nilai rasio panjang usus (RPU) menunjukkan bahwa perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol. Total S. cerevisiae pada usus mengindikasikan bahwa probiotik yang diberikan mampu bertahan hidup pada saluran pencernaan inang dan melakukan fungsi-fungsinya. Terjadi peningkatan parameter gambaran darah pada hari ke-30 sebelum uji tantang, yang meliputi eritrosit (Et), hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit (Lc), aktivitas fagositik (AF), dan respiratory burst (RB) pada perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik dan menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pasca uji tantang terjadi fluktuasi nilai parameter gambaran darah pada setiap perlakuan, untuk parameter SDM, Hb, dan Ht pada H-34 mengalami penurunan, dan mulai meningkat kembali pada hari ke-37 hingga hari ke-41, karena merupakan proses recovery. SDM, Hb, dan Ht pada perlakuan sinbiotik menunjukkan nilai yang lebih baik, diikuti dengan prebiotik dan probiotik dibandingkan dengan kontrol positif. Parameter SDP, aktivitas fagositik, dan respiratory burst, setelah dilakukan uji tantang mengalami peningkatan dimulai dari hari ke-34 hingga hari ke-37, dan turun pada hari ke 41. Perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif. Kelangsungan hidup ikan mas setelah diuji tantang oleh bakteri A. hydrophila pada perlakuan probiotik (50,00±0,0 %), prebiotik (56,67±5,7 %), dan sinbiotik (63,3±5,7 %), menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif (20,0±10%). Total bakteri A. hydrophila pada organ hati dan ginjal dengan jumlah yang tinggi terdapat pada hari ke-34 hingga ke-37. Pada hari ke-34 dan ke-37 total bakteri A. hydrophila perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik pada kedua organ menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif. Pada hari ke-41, terjadi penurunan total bakteri A. hydrophila pada organ target, perlakuan prebiotik dan sinbiotik pada organ hati menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan probiotik dan kontrol positif, sedangkan pada organ ginjal perlakuan sinbiotik menunjukkan total bakteri terendah dibandingkan dengan probiotik. Ini menunjukkan bahwa suplementasi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik mampu meningkatkan ketahanan tubuh ikan mas terhadap infeksi A. hydrophila.
Collections
- MT - Fisheries [3019]