Hubungan Kinerja Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Dengan Kondisi Hidrologi Das Solo Bagian Hulu (Das Wuryantoro, Temon, Dan Alang)
View/ Open
Date
2016Author
Munajad, Chollis
Murtilaksono, Kukuh
Wahjunie, Enni Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Percepatan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) tahun 2003 sampai
2007 di DAS Solo bagian hulu (Kabupaten Wonogiri) memiliki persentase
keberhasilan tanaman tinggi (> 70%), namun kondisi daerah tangkapan air waduk
Wonogiri tahun 2011 masih buruk. Tingkat sedimentasi dari sungai Keduang,
Wuryantoro, Temon dan Alang cukup tinggi, sebesar 0.99-202.77 ton/ha/th. Hal
ini membuktikan bahwa keberadaan tanaman RHL di DAS Solo bagian hulu
belum dapat memperbaiki kondisi hidrologi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi kondisi biofisik DAS,
(2) mengevaluasi pelaksanaan RHL, dan (3) mengevaluasi pengaruh RHL
terhadap karakteristik hidrologi. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2014 di DAS
Wuryantoro, Temon, dan Alang. Metode penelitian menggunakan analisis
deskriptif dan uji statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi biofisik DAS Solo bagian
hulu (DAS Wuryantoro, Temon, dan Alang) cenderung sama. Ketiga DAS berada
pada ketinggian 150-812 m dpl, topografi dan kelas lereng bervariasi dari landai
sampai sangat curam, tanah didominasi jenis Mediteran dan Grumusol,
penggunaan lahan didominasi oleh tegalan, dan debit aliran sungai berfluktuasi
mengikuti pola curah hujan bulanan (musim). Pelaksanaan RHL di DAS Solo
bagian hulu (DAS Wuryantoro, Temon, dan Alang) dapat dikategorikan berhasil,
dengan indikator persentase keberhasilan tanaman yang tinggi (> 80%), kondisi
tanaman yang tumbuh sampai saat ini tergolong baik, dan keberadaan tanaman
mampu mengubah pola tanam pada lahan tegalan yaitu dari tanaman semusim
menjadi lahan campuran sehingga dapat meningkatkan kerapatan tegakan.
Peningkatan luasan RHL di DAS Wuryantoro seluas 22.32% dan di DAS Alang
seluas 9.67% dari tahun 2001 sampai 2011 diikuti dengan nilai koefisien regim
sungai (KRS) dan koefisien aliran permukaan (C) yang cenderung meningkat.
Sementara peningkatan luasan RHL di DAS Temon seluas 15.76% dari tahun
2001 sampai 2011 diikuti dengan nilai KRS dan C yang cenderung menurun.
Keberadaan tanaman RHL di DAS Solo bagian hulu belum memberikan pengaruh
nyata terhadap perbaikan kondisi DAS, hal ini disebabkan karena adanya
perubahan penggunaan lahan yang terjadi di luar lahan RHL dan kondisi biofisik
DAS yang memiliki kawasan karst yang luas.
Collections
- MT - Agriculture [3683]