Sensitivitas Model Wrf-Ems Dalam Memprediksi Kejadian Hujan Pada Musim Basah Dan Kering Di Sumatera Barat
View/ Open
Date
2015Author
Febri, Derri Haryoni
Hidayat, Rahmat
Hanggoro, Wido
Metadata
Show full item recordAbstract
Sensitivitas model WRF-EMS dengan kombinasi skema konvektif-planetary
boundary layer (PBL) dianalisis menggunakan delapan jenis eksperimen pada musim
basah dan kering di Sumatera Barat. Analisis dilakukan pada akumulasi curah hujan
selama 24 dan 48 jam menggunakan forecast error, root mean square error (RMSE),
threat score (TS), probability of detection (POD) dan false alarm ratio (FAR). Secara
umum, model WRF-EMS dengan kombinasi skema BMJ-ACM2 dapat dengan baik
menangkap kejadian hujan berdasarkan konsistensi pola dan luasan hujan terhadap
TRMM. Verifikasi model pada stasiun meteorologi Tabing menunjukkan nilai RMSE
sebesar 0.64 mm dan 0.38 mm serta TS mencapai 0.86 dan 0.73 untuk akumulasi 24
dan 48 jam pada musim basah. Nilai RMSE pada musim kering mencapai 0.27 (24
jam) dan 0.45 (48 jam) tetapi TS yang diperoleh relatif kecil dengan 0.50 untuk
akumulasi 24 dan 48 jam. Nilai POD dan FAR mencapai 1.0 dan 0.14 (24 jam) serta
0.89 dan 0.20 (48 jam) pada musim basah. Sementara itu, nilai POD dan FAR pada
musim kering mencapai 0.67 dan 0.33 (24 jam) serta 0.75 dan 0.40 (48 jam). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Model WRF-EMS lebih akurat memprediksi kejadian
hujan pada musim basah dibandingkan musim kering di Tabing, Sumatera Barat.