Penggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)
View/ Open
Date
2016Author
Kartika, Zahra
Munibah, Khursatul
Pratika Mulya, Setyardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan manusia terhadap
sebidang tanah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Bertambahnya jumlah
penduduk menyebabkan permintaan masyarakat terhadap lahan kuhususnya
tempat tinggal juga semakin meningkat bahkan kebutuhan lahan untuk
permukiman lebih besar di wilayah perkotaan seperti Kota Pekanbaru yang
menjadi lokasi penelitian ini. Dengan tekanan permintaan lahan yang cukup
tinggi, Kota Pekanbaru berpotensi terjadi perubahan penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan fungsinya di masa mendatang dan iikuti dengan semakin
berkurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi penggunaan lahan pada citra Ikonos dan pengecekan lapang,
mengidentifikasi keteraturan permukiman dan karakteristik penghuninya serta
mengidentifikasi persepsi penghuni permukiman terhadap ruang terbuka hijau
privat. Teknik analisis yang dilakukan adalah interpretasi citra dilanjutkan dengan
pengecekan lapang. Teknik Slovin digunakan untuk menentukan jumlah titik
pengecekan lapang dan wawancara. Metode yang digunakan untuk menentukan
penyebaran titik cek lapang dan wawancara adalah stratified random sampling.
Berdasarkan hasil analisis diketahui Kecamatan Marpoyan Damai memiliki luas
keteraturan permukiman tertinggi sebesar 588.8 ha, luas permukiman yang tidak
teratur tertinggi adalah di Kecamatan Pekanbaru Kota 10.4 ha. Kecamatan
Pekanbaru Kota berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan Kecamatan Sail
dan Marpoyan Damai sehingga permukiman yang ada saat ini dibangun tanpa
adanya konsep keteraturan permukiman sehingga Kecamatan Pekanbaru Kota
memiliki proporsi penggunaan lahan terbangun tertinggi sebesar 90.89 %.
Persepsi penghuni tertinggi mengenai keteraturan permukiman berada di
Kecamatan Sail sebesar 63.64 %. Persepsi ini dihasilkan dari pemahaman
penghuni mengenai keteraturan permukiman. Pendapatan penghuni, luas
bangunan dan harga jual tanah berkorelasi positif nyata terhadap keteraturan
permukiman. Ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara sosial
masyarakat dengan keteraturan permukiman. Persepsi penghuni tertinggi
mengenai keberadaan pekarangan berada di Kecamatan Sail sebesar 81.82 %
sedangkan yang terendah di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 58.33 %.
Ketersediaan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai pekarangan
memiliki luas yang terbatas karena luas lahan yang tersisa ± 2-5 m sehingga
keinginan masyarakat untuk memiliki pekarangan sulit terpenuhi.