Perencanaan Lahan Rawa Untuk Peningkatan Produksi Padi Dan Revisi Tata Ruang Di Kawasan Hidrologis Gambut Muara Sabak Timur
Abstract
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu wilayah di Provinsi
Jambi yang memiliki potensi lahan rawa cukup besar dalam pemanfaatan ruangnya,
yang terbagi dalam beberapa Kawasan Hidrologis Gambut (KHG). Proses
perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata ruang wilayah
(RTRW) pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi
manusia / makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan selaras dan
seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan. Pengelolaan dan
pemanfaatan daerah rawa untuk pertanian menghadapi kendala, antara lain intrusi
air laut, tingkat kesuburan tanah rendah, pH tanah masam, kandungan unsur hara
NPK relatif rendah, penurunan permukaan tanah yang besar setelah di drainase dan
ketersediaan air baku pertanian yang semakin sedikit dikarenakan rusaknya fungsi
lindung ekosistem gambut.
Tujuan penelitian yaitu : (1) Aspek sebaran indikasi intrusi air laut dan lahan
sulfat masam secara spasial keruangan; (2) Evaluasi lahan dengan
mempertimbangkan kesesuaian dan ketersediaan lahan pertanian rawa guna
meningkatkan perekonomian petani; (3) Mengoptimalkan perencanaan kawasan
lindung (pesisir pantai dan sempadan sungai) serta kawasan potensi perlindungan
air tanah (kubah gambut) atau potensi perlindungan lainnya; dan (4) Memberikan
rekomendasi arahan kebijakan perencanaan lahan rawa dalam revisi tata ruang
Kabupaten untuk meningkatkan produksi padi dan revisi tata ruang di Kawasan
Hidrologis Gambut Muara Sabak Timur.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengambilan
sampel solum dan air tanah dangkal berdasarkan garis transek dan observasi
langsung. Kemudian sampel air dan tanah dilakukan pengujian laboratotium untuk
mendapatkan parameter yang dibutuhkan. Pengumpulan data dalam bentuk
kuisioner dan wawancara yang mendalam kepada masyarakat (petani) untuk
mendapatkan informasi tentang pertanian dan produksi padi di KHG. Data sekunder
menggunakan data yang ada diperoleh dari berbagai instansi yang terkait. Metode
analisis yang digunakan adalah (1) Analisis sebaran indikasi intrusi air laut dan
lahan sulfat masam dilakukan interpolasi dengan teknik IDW, sintesis dan analisa
dengan mengamati pola spasial pH, DHL dan interaksinya dengan penggunaan
lahan: (2) Evaluasi kesesuaian dan ketersediaan lahan padi dilakukan pengkelasan
lahan dengan metode overlay peta-peta dasar berdasarkan faktor-faktor
penghambat dan kriteria kesesuaian lahan padi sawah; (3) Perencanaan pengelolaan
kawasan lindung dan kawasan potensi perlindungan air tanah dengan teknik IDW,
interpretasi citra disesuaikan dengan peraturan Green Belt dan kubah gambut; (4)
Merumuskan arahan perencanaan lahan rawa untuk meningkatkan produksi padi
dan revisi tata ruang di KHG Muara Sabak Timur berdasarkan point 1,2 dan 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHG Muara Sabak Timur sebahagian
besar telah dipengaruhi intrusi air laut dan lahan sulfat masam. Intrusi air laut
diperkirakan telah mempengaruhi kawasan seluas 30.909 Ha pada bagian utara
(dekat pesisir pantai) dan berpotensi akan mengurangi produksi padi dengan
perkiraan kehilangan hasil tanaman 20-50% atau lebih. Kawasan yang tergolong
lahan sulfat masam potensial, sesuai dengan klasifikasi derajat kemasaman pH
tanah yang masih berpotensi untuk produksi padi seluas 43.332 Ha. Ketersediaan
dan kesesuaian luas lahan baku sawah secara keseluruhan seluas 7.340,59 Ha
dengan kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal). Areal kawasan lindung pesisir
pantai dan sempadan sungai, telah terdegradasi dan terkonversi kepenggunaan
lahan budidaya seluas 1.665 Ha dari luas keseluruhan areal kawasan lindung seluas
4.600 Ha. Rencana zonasi kawasan budidaya dengan bersifat lindung seluas 11.446
Ha dari luas KHG merupakan solusi untuk melindungi lumbung ketersediaan air
baku pertanian. Arahan kebijakan pemerintah daerah untuk revisi RTRW
kabupaten guna meningkatkan produksi padi dan revisi tata ruang sangat terkait
dengan masalah kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi dan ketahanan pangan
dari sisi produksi.
Collections
- MT - Agriculture [3683]