Pengaruh Kondisi Habitat Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Artropoda Dan Hama Tikus
View/ Open
Date
2016Author
Armando, Reno
Hindayana, Dadan
Hindayana, Dadan
Priyambodo, Swastiko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan
penting di Indonesia. Salah satu hambatan dalam pengembangan budidaya kelapa
sawit adalah kehilangan hasil karena serangan hama. Salah satu kelompok hama
yang sering dilaporkan menyerang kelapa sawit yaitu kelompok serangga hama.
Pengendalian hayati untuk serangga hama yaitu pengendalian dengan melibatkan
musuh alami untuk menekan jumlah populasinya di lapangan. Dengan demikian,
perlu mengusahakan agar musuh alami serangga hama dapat bertahan hidup dan
berkembang biak di habitat penanaman (konservasi). Kontroversi dari konservasi
adalah terciptanya kondisi vegetasi yang beragam (rimbun) yang dapat
menyebabkan masalah lain, yaitu meningkatnya populasi hama tikus.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengevaluasi pengaruh
kondisi habitat pertanaman kelapa sawit yang berbeda terhadap keanekaragaman
dan kelimpahan artropoda, serta populasi dan persentase serangan tikus. Penelitian
dilakukan di perkebunan kelapa sawit (Cikasungka) dengan tiga kondisi habitat
pertanaman yang berbeda, yaitu habitat yang relatif bersih, habitat dengan
vegetasi alami, dan habitat dengan kacangan penutup tanah. Ketiga lokasi ini
digunakan untuk mendapatkan sampel artropoda dan tikus, serta pengamatan buah
terserang tikus. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel artropoda
adalah pengamatan langsung pada tanaman, pemasangan lubang perangkap, dan
penjaringan menggunakan jaring ayun. Pengambilan sampel tikus dilakukan
dengan cara memasang perangkap massal menggunakan umpan. Tanaman sampel
ditentukan untuk pengamatan buah terserang tikus, serta pengambilan sampel
artropoda pada tajuk. Sampel artropoda dan tikus diidentifikasi di laboratorium,
sehingga diketahui keanekaragaman dan kelimpahan artropoda, serta populasi
tikus. Intensitas serangan tikus diketahui menggunakan kategori kerusakan,
sedangkan luas serangan tikus diketahui dengan menghitung jumlah tanaman
sampel terserang dibagi jumlah tanaman sampel seluruhnya.
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi habitat pertanaman kelapa sawit yang
berbeda berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan artropoda, serta
populasi dan persentase serangan tikus. Habitat pertanaman dengan kacangan
penutup tanah merupakan habitat dengan kelimpahan artropoda predator dan
parasitoid (musuh alami serangga hama) tertinggi sekaligus persentase serangan
tikus (intensitas dan luas serangan) terendah. Sebaliknya, habitat pertanaman yang
relatif bersih merupakan habitat dengan persentase serangan tikus tertinggi
dibandingkan habitat yang lain. Disamping itu, pada habitat yang relatif bersih
dari segi kelimpahan musuh alami serangga hama merupakan paling rendah
dibandingkan habitat yang lain. Habitat pertanaman dengan vegetasi alami dari
segi kelimpahan musuh alami serangga hama dan persentase serangan tikus
berada pada posisi di antara habitat yang relatif bersih dan habitat dengan
kacangan penutup tanah.
Collections
- MT - Agriculture [3683]