Hubungan Fungsional Sebaran Jenis Lamun Dengan Kemunculan Dugong Dugon Di Pulau Bintan (Desa Pengudang Dan Desa Busung), Kepulauan Riau
View/ Open
Date
2016Author
Juraij
Bengen, Dietriech Geoffrey
Kawaroe., Mujizat
Metadata
Show full item recordAbstract
Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan
berkembang baik pada lingkungan perairan laut dangkal. Salah satu fungsi
ekologis ekosistem lamun adalah sebagai sumber makanan (feeding ground) serta
tempat berlindung organisme laut lainnya. Dugong (Dugong dugon) merupakan
mamalia herbivor yang memanfaatkan padang lamun sebagai habitat dan sumber
makanannya, dari 13 jenis lamun yang terdapat di Indonesia hanya sebagian yang
menjadi makanan favorit dugong yaitu Halophila, Cymodocea dan Halodule.
Pulau Bintan, Kepulauan Riau memiliki sebaran lamun yang cukup
beragam, terdapat 10 jenis lamun yang hidup di daerah tersebut. Kejadian
terdampar dan kemunculan dugong pada Pulau tersebut sering juga terjadi, tetapi
pendataan mengenai kemunculannya sangat minim. Penelitian ini bertujuan untuk
menilik sebaran jenis lamun pada area mencari makan (feeding area) Dugong
dugon, mengamati kemunculan Dugong dugong dan mengevaluasi hubungan
fungsional sebaran jenis lamun dengan kemunculan Dugong dugon di Pulau
Bintan (Desa Pengudang & Desa Busung).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung
dilapangan dan wawancara, sementara analisis data dilakukan dengan analisis
komponen utama dan analisis faktorial korespodensi. Penelitian ini dilakukan
pada dua kawasan padang lamun di Pulau Bintan, yaitu Desa Pengudang (stasiun
1, 2, 3) dan Desa Busung (stasiun 4, 5, 6). Selama penelitian berhasil
teridentifikasi 10 jenis lamun yang termasuk dalam 2 suku (Hydrocharitaceae dan
Potamogetonaceae) dan 6 marga. Kesepuluh jenis tersebut adalah Cymodocea
rotundata, C. Serrulata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia, Halodule
uninervis, Halophila minor, H. ovalis, H. spinulosa, Syringodium isoetifolium dan
Thalassia hemprichii. Hasil wawancara dan observasi langsung dilapangan, ratarata
kemunculan Dugong dugon di Desa Busung dan Desa Pengudang adalah 1-2
ekor pada setiap kemunculan.
Berdasarkan analisis korespodensi antara sebaran jenis lamun dan
kemunculan dugong, bahwa stasiun 1,3,4 dan 5 merupakan kawasan yang disukai
oleh dugong untuk mencari makan, yang didominasi oleh jenis-jenis lamun
Halophila sp, Halodule sp, Thalassia sp dan Cymodocea sp yang banyak tumbuh
pada kawasan padang lamun tersebut. Hubungan fungsional antara dugong dan
lamun saling berkaitan, oleh karena itu kawasan ini perlu dilakukan pengawasan
dan pengamatan yang rutin, agar dapat menjaga pertumbuhan lamun dan
kelangsungan hidup mamalia laut langka yaitu dugong.
Collections
- MT - Fisheries [3011]