Potensi Biomassa Dan Karakteristik Makroalga Gracilaria Verrucosa Sebagai Sumber Energi Alternatif Biogas
View/ Open
Date
2016Author
Lestari, Dea Fauzia
Kawaroe, Mujizat
Salundik
Metadata
Show full item recordAbstract
Makroalga dari laut menjadi salah satu pilihan sumber biomasaa yang dapat
dikonversi menjadi energi biogas melalui proses degradasi anerobik karena
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan biomassa lainnya seperti
pertumbuhan yang relatif cepat, efektif menyerap CO2, kandungan ligninya relatif
rendah, dan dapat dibudidaya di air limbah. Ketersediaan sumber makroalga di
kawasan tambak Desa Tanara, Banten yang tidak layak jual (rejected) mendorong
pemanfaatan biomassa sebagai bahan biogas di daerah tersebut. Kegiatan ini
membutuhkan bantuan mikroorganisme pendegradasi seperti konsorsium bakteri
pada rumen ataupun feses sapi sebagai starter. Biogas mengandung beberapa
senyawa seperti metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan hidrogen sulfida (H2S).
Gas H2S merupakan salah satu gas yang bisa menimbulkan bau dan korosif
sehingga butuh penanganan seperti melakukan filter untuk mengurangi
kandungannya dalam biogas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode batch dengan
volume digester sebesar 1500 L dan volume kerja digester sebesar 1200 L.
Biomassa yang digunakan selama satu siklus batch sebanyak 25 kg makroalga
kering. Kandungan karbohidrat makroalga rejected dianalisis dengan uji proximat.
Sebelum pemasukan substrat tersebut, pertama-tama bakteri yang ada dalam
kotoran sapi diaklimatisasi dengan memasukan makroalga sebanyak 2% setiap 4
hari sampai kondisi pH netral dan gas keluar dari digester. Besarnya degradasi dapat
dianalisis dengan mengukur Chemical Oxygen Demand (COD), Total Solid (TS),
Volatile Solid (VS), dan kadar air. Volume biogas dari digester diukur
menggunakan gas flow meter. Analisis gas CH4, H2S, dan CO2 dilakukan dengan
menggunakan gas spektrometri. Gas yang dihasilkan bisa dioptimalisasikan
hasilnya menggunakan H2S scrubber dengan tujuan untuk mengurangi bau dan efek
korosi. Biogas yang dihasilkan diujicobakan pada lampu dan kompor biogas.
Kandungan karbohidrat makroalga Gracilaria verrucosa rejected adalah
sebesar 21.46%, lebih kecil dibandingkan kandungan pada makroalga yang
berkualitas baik. Nilai pH saat aklimatisasi dan produksi biogas berfluktuasi karena
adanya aktivitas bakteri pendegradasi makroalga. Nilai COD, TS, VS mengalami
penurunan dari nilai awal masing-masing sebesar 40%, 77%, dan 92%, sedangkan
kadar air meningkat 9% dari nilai awalnya. Volume rata-rata biogas yang dihasilkan
selama 31 hari pengamatan adalah 74.4 L.hari-1 atau 92.2 L.kg-1. Volume yang
paling tinggi diproduksi pada hari ke-15 sebesar 132 L, sedangkan yang paling
rendah pada hari ke-30 sebesar 21.5 L. Proses filter menggunakan H2S scrubber
berpengaruh terhadap konsentrasi H2S menjadi tidak terdeteksi, sedangkan
konsentrasi CH4 dan H2S meningkat dikarenakan adanya akumulasi biogas yang
terfilter dalan scrubber. Uji coba biogas makroalga dilakukan terhadap pemakaian
lampu biogas yang menghabiskan 1.8 L.min-1 dan kompor biogas menghabiskan 6
L.min-1 gas dari digester.
Collections
- MT - Fisheries [3011]