Isolasi Bacillus Sp. Penghasil Bakteriosin Dan Peningkatan Aktivitasnya Sebagai Penghambat Vibrio Harveyi
View/ Open
Date
2016Author
Umoro, Asahedi
Mubarik, Nisa Rachmania
Widanarni.
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya,
dengan permintaan dunia yang terus mengalami peningkatan. Tantangan terbesar
bagi pembudidaya udang saat ini ialah serangan penyakit. Salah satu penyakit
penyebab kegagalan panen dalam budidaya udang ialah serangan vibriosis yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio harveyi. Serangan bakteri patogen Vibrio harveyi
ini dapat berakibat terhadap penurunan produksi udang dan kerugian ekonomi
bagi pembudidaya udang. Aplikasi Bacillus sp. dapat digunakan sebagai alternatif
solusi untuk mengontrol pertumbuhan bakteri patogen pada budidaya udang,
karena bakteri Bacillus sp. dapat diaplikasikan sebagai probiotik dan biokotrol
yang menghasilkan senyawa antimikrob polipeptida seperti bakteriosin yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Bakteriosin merupakan senyawa antimikrob polipeptida yang disintesis di
ribosom. Proses sintesis bakteriosin berlangsung selama masa pertumbuhan sel
dan mengikuti pola sintesis protein. Umumnya bakteriosin hanya menghambat
galur-galur yang berkerabatan dekat dengan bakteri penghasil bakteriosin. Hampir
seluruh patogen yang ada dibudidaya perikanan merupakan bakteri gram negatif
sehingga galur Bacillus sp. penghasil bakteriosin terpilih harus mampu
menghasilkan bakteriosin dengan kemampuan spektrum penghambatannya yang
luas sehingga mampu menghambat bakteri Vibrio harveyi yang termasuk patogen
Gram negatif.
Tujuan dari penelitian ini ialah mengisolasi Bacillus sp. penghasil
bakteriosin asal tambak udang, Pangandaran, Jawa Barat dan melakukan
peningkatan aktivitas penghambatannya terhadap Vibrio harveyi. Metode
penelitian yang dilakukan antara lain: 1) isolasi Bacillus sp. dilakukan dengan
pemanasan pada suhu ± 800 C selama 15 menit untuk memberi peluang
tertapisnya Bacillus sp.; 2) seleksi isolat Bacillus sp. yang mempunyai
kemampuan antimikrob dilakukan dengan menggunakan metode doube layer dan
uji aktivitas penghambat bakteriosin dilakukan dengan menggunakan kertas
cakram pada media SWC (Sea Water Complete) padat yang berisi bakteri uji
Vibrio harveyi; 3) isolat Bacillus sp. terpilih dilakukan identifikasi 16S rRNA,
karakteristik morfologi sel, pewarnaan Gram dan endospora; 4) pengendapan
protein dilakukan dengan menggunakan amonium sulfat bertingkat 30-80%; 5)
perhitungan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode Bradford dan
perhitungan bobot molekul dengan metode SDS PAGE; dan 6) dilakukan penguji
aktivitas penghambatan bakteriosin dan uji kompetisi Bacillus sp. terhadap Vibrio
harveyi pada media tumbuh SWC cair.
Dari hasil isolasi sampel sedimen lumpur dan air tambak udang didapatkan
22 isolat Bacillus sp. yang memiliki aktivitas penghambatan dan dipilih lima
isolat potensial dengan aktivitas penghambatan tertinggi yang diduga sebagai
penghasil bakteriosin, yaitu: LTP 1, LTP 4, LTP 6, LTP 14, dan ATP 2. Lima
isolat tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan bakteriosinnya. Isolat LTP
1 merupakan isolat dengan aktivitas antimikrob terbesar dan dipilih untuk analisis
16S rRNA, produksi bakteriosin pada media pertumbuhan, dan uji antagonis
penghambatan terhadap Vibrio harveyi.
Isolat Bacillus LTP 1 telah diidentifikasi sebagai Bacillus subtillis dengan
tingkat kesamaaan 96%. Produksi antimikrob bakteriosin isolat LTP 1 terjadi
selama fase pertumbuhan dengan aktivitas maksimal antimikrob bakteriosin
terjadi pada fase stasioner dengan besar zona hambat 16 mm. Penurunan aktivitas
antimikrob bakteriosin terjadi setelah dilakukan perlakuan dengan enzim
proteinase K. Pengendapan bakteriosin dengan amonium sulfat 70% memiliki
aktivitas penghambatan terbesar dengan indeks penghambatan 2,7 dengan
aktivitas unit penghambatan 2490 mm2/ml. Isolat LTP 1 dapat digunakan sebagai
penghasil bakteriosin yang potensial dan menghambat Vibrio harveyi.