Kajian Perubahan Kondisi Lahan, Air, Sosial Dan Ekonomi Akibat Penambangan Pasir Di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya
View/ Open
Date
2015Author
Suherman, Dini Widyasmarani
Tjahyandari, Dyah
Mulatsih, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pasir merupakan salah satu barang tambang di Kabupaten Tasikmalaya yang telah lama dieksploitasi. Usaha penambangan pasir dilakukan sejak tahun 1984, setelah terjadinya letusan Gunung Galunggung. Penambangan pasir terbesar dilakukan di Kecamatan Sukaratu. Penambangan pasir dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi bagi daerah. Namun, apabila penambangan pasir tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keseimbangan dan fungsi lingkungan, mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan kondisi lahan dan air akibat penambangan pasir, mengkaji persepsi masyarakat terhadap perubahan kondisi sosial serta menghitung nilai ekonomi akibat penambangan pasir.
Penelitian dilakukan di Desa Linggajati, Tawangbanteng dan Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Sampel yang diambil pada penelitian ini terdiri dari sampel lubang galian, tanah, air dan responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis laju erosi, analisis kerusakan lingkungan, analisis parameter Total Suspended Solid (TSS), analisis persepsi masyarakat, analisis biaya dan manfaat (NPV/BCR) serta analisis Willingness to Pay (WTP).
Laju erosi sebelum penambangan berkisar 1.43-1.99 ton/ha/tahun naik menjadi berkisar 1.99-2.49 ton/ha/tahun setelah penambangan dan nilai kriteria kerusakan lingkungan penambangan rata-rata sebesar 0.57-0.71 termasuk pada kategori sedang sampai dengan tinggi. Air Sungai Cibanjaran dan Cikunir mengalami penurunan kualitas dengan nilai Total Suspended Solid (TSS) berkisar 26-186 mg/liter. Nilai TSS setelah penmbangan mengalami peningkatan beberapa kali lipat dari sebelum penambangan. Meskipun nilai TSS ini masih dibawah baku mutu, akan tetapi berpengaruh kurang baik untuk perikanan. Masyarakat memiliki persepsi bahwa penambangan pasir menimbulkan konflik antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang dilatarbelakangi oleh masalah lahan dan air. Hasil analisis biaya dan manfaat diperoleh nilai NPV sebesar Rp 652,140,004.00 dan BCR sebesar 1.4. Nilai total WTP yang akan terkumpul sebesar Rp 1,068,750.00 per bulan atau Rp 12,825,000.00 per tahun yang besarnya dipengaruhi oleh hasil tambang kategori >1 m3/hari dan banyaknya tanggungan keluarga.