Show simple item record

dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorNuraini, Henny
dc.contributor.advisorNurdiati, Sri
dc.contributor.advisorMulatsih, Sri
dc.contributor.authorKomariah
dc.date.accessioned2016-04-13T01:55:46Z
dc.date.available2016-04-13T01:55:46Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79897
dc.description.abstractKerbau merupakan sumber daging yang mengandung protein cukup tinggi. Pada umumnya kerbau dipelihara di daerah pedesaan. Kecenderungan penurunan populasi kerbau dan rendahnya konsumsi daging kerbau disebabkan oleh sistem pemeliharaan yang berbasis peternakan rakyat (small holder farmer). Kerbau merupakan ternak lokal yang dipelihara secara tradisional dengan skala kepemilikan rendah, kualitas pakan yang rendah dan keterbatasan pengetahuan peternak tentang manajemen reproduksi. Peningkatan pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi dan era modernisasi, menyebabkan ternak kerbau makin kurang diminati. Disamping itu kurangnya keberpihakan pengambil kebijakan terhadap kerbau menyebabkan masyarakat tidak dapat lagi mengandalkan kehidupannya dari beternak kerbau. Kerbau merupakan salah satu sumberdaya genetik ternak yang sangat potensial dan menjadi salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian. Kerbau lokal memiliki beberapa keunggulan yaitu mampu memanfaatkan kondisi pakan berkualitas rendah. Kerbau berpotensi sebagai penunjang program swasembada daging dan ketahanan pangan nasional, karena memberikan respon positif pada perbaikan pakan. Kerbau mampu memanfaatkan pakan lebih efisien, dengan kecukupan pakan dan kualitas pakan yang sama dengan sapi lokal, pertumbuhan dan kualitas daging kerbau lebih baik. Masa produktif yang lebih panjang dengan jumlah anak yang lebih banyak serta tingkat kematian anak (gudel) sangat kecil daripada sapi merupakan keunggulan lain dari kerbau, sehingga kerbau harus mendapat perhatian khusus, agar kedepannya bisa menjadi ternak unggulan. Kabupaten Cianjur merupakan wilayah yang memiliki topografi beragam dan persawahan yang berpotensi untuk pengembangan kerbau. Kurangnya perhatian terhadap eksistensi kerbau sebagai ternak lokal, populasi cenderung menurun dan kebutuhan daging meningkat, maka perlu dilakukan upaya pengembangan potensi kerbau dan peningkatan produktivitas kerbau berdasarkan agrosistem. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produktivitas kerbau lumpur pada agrosistem yang berbeda dan membuat strategi pengembangan populasi kerbau berdasarkan tingkat keutamaan di Kabupaten Cianjur. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah review dokumen, survai (wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur terhadap stakeholder terkait) dan observasi langsung ke lapangan. Data primer digunakan untuk menganalisis produktivitas dan strategi pengembangan kerbau. Data sekunder digunakan untuk menganalisis potensi pengembangan kerbau. Analisis performa reproduksi kerbau betina pada dua agrosistem yang berbeda dilakukan dengan menggunakan Uji T meliputi: umur ternak, umur pertama berahi, umur pertama dikawinkan, umur beranak pertama, lama berahi, berahi kembali setelah melahirkan. Karakteristik reproduksi diamati dari 139 ekor kerbau betina berdasarkan wawancara terhadap 63 orang peternak yang tersebar dari dua kecamatan yang mewakili dataran tinggi dan dataran rendah. Performa reproduksi kerbau menunjukkan hasil yang hampir maksimal, kecuali jarak beranak, ada waktu 10 bulan gagal bunting. Umur produktif kerbau yang panjang belum dimanfaatkan peternak dengan baik Analisis performa produksi yaitu berdasarkan Body Condition Scoring (BCS) dan pengukuran morfometri untuk menduga bobot badan kerbau. Pengukuran morfometri dilakukan terhadap 58 ekor kerbau, sedangkan pengamatan dan pengukuran BCS dilakukan terhadap 37 ekor kerbau. Analisis statistik dilakukan untuk membandingkan morfometri kerbau jantan dan betina pada dua agrosistem yang berbeda menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (2x2). Bobot badan kerbau betina lebih tinggi dengan umur yang lebih tua dibandingkan kerbau jantan. Hasil BCS dengan rataan 3.2 pada kerbau betina baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah serta 2.9 dan 2.7 pada kerbau jantan menunjukkan performa produksi yang baik. Strategi pengembangan populasi kerbau berbasis hijauan dianalisis berdasarkan Kapasitas Penambahan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) pada setiap kecamatan yang memiliki LQ>1 (basis kerbau) baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Dataran tinggi adalah kecamatan dengan ketinggian di atas 700 m dpl. Analisis strategi kebijakan dilakukan dengan mencari peluang dan mengatisipasi ancaman dalam pengembangan kerbau dengan menggunakan matriks SWOT yang dilanjutkan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi kebijakan pengembangan populasi kerbau di Kabupaten Cianjur berdasarkan empat kriteria yaitu (1) teknologi (tingkat kesulitan pelaksanaan program), (2) biaya (tingkat nilai ekonomis dalam pelaksanaan kebijakan), (3) dampak (dampak kebijakan terhadap peningkatan populasi kerbau) dan (4) respon (respon peternak terhadap kebijakan). Potensi kerbau kedua wilayah memungkinkan untuk ditingkatkan populasinya, berdasarkan nilai KPPTR. Nilai KPPTR dataran tinggi adalah 140 730.9 ST, dataran rendah adalah 439 258.3 ST. Berdasarkan analisis SWOT dan AHP (AWOT) dihasilkan lima strategi utama dalam pengembangan populasi kerbau di Kabupaten Cianjur yaitu (1) memperbaiki sarana produksi untuk meraih swasembada daging, (2) ancaman alih profesi diatasi dengan mencetak peternak kerbau baru, (3) meningkatkan skala kepemilikan untuk meraih swasembada daging, (4) ancaman daging impor diatasi melalui pengembangan populasi kerbau dengan memanfaatkan potensi hijauan, dan (5) memperbaiki tingkat pendidikan peternak untuk meraih swasembada daging. Langkah nyata yang dapat dilakukan yaitu mempertahankan betina produktif sampai umur 10 tahun dengan perbaikan pakan, sehingga umur dikawinkan pertama lebih cepat dan populasi dapat ditingkatkan hingga mencapai penambahan tiga ekor anak per induk.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcBuffaloid
dc.subject.ddc2013-2014id
dc.subject.ddcCianjur-Jawa Baratid
dc.titleProduktivitas Kerbau Lumpur Berdasarkan Agrosistem Dan Strategi Pengembangannya Di Kabupaten Cianjurid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagrosistemid
dc.subject.keywordkabupaten Cianjurid
dc.subject.keywordkerbau lumpurid
dc.subject.keywordproduktivitasid
dc.subject.keywordstrategi pengembanganid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record