Keragaman Morfologi Daun Dan Genetik Mangrove Jenis Avicennia Marina (Forsk.) Pada Estuari Tercemar Logam Berat Di Kawasan Industri Cilegon.
View/ Open
Date
2015Author
Manurung, Jeprianto
Siregar, Iskandar Z
Kusmana, Cecep
Metadata
Show full item recordAbstract
Mangrove merupakan ekosistem yang rentan dan sering mengahadapi dampak negatif terutama akibat aktivitas manusia. Fokus utama dari penelitian ini adalah dampak pencemaran logam berat dari aktivitas perindustrian terhadap keragaman morfologi daun dan genetik populasi Avicennia marina. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengklasifikasi tingkat pencemaran berbagai logam berat pada sedimen hutan mangrove di kawasan industri Cilegon dan 2) untuk menduga keragaman morfologi daun dan genetik populasi mangrove jenis A. marina pada sedimen tercemar logam berat di kawasan industri Cilegon Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi yang paling tercemar oleh logam berat adalah Krakatau dibandingkan dengan lokasi Pelabuhan Warna Sari dan Pulau Sangiang berdasarkan evaluasi Sediment Quality Guidelines (SQGs) dari United States Environment Protection Agency (USEPA). Pengujian sampel tanah dari lokasi penelitian dilakukan dengan menguji karakter dan kesuburan sedimen. Tekstur sedimen di semua lokasi penelitian didominasi oleh debu. Pulau Sangiang, Pelabuhan Warna Sari (Pelabuhan WS) dan Krakatau secara berturut-turut memiliki tekstur lempung berdebu (silt loam), liat berdebu (silty clay) dan lempung liat berdebu (silty clay loam), kandungan bahan organik secara berturut-turut 4.32%, 3.92% dan 4.44%. Konsentrasi garam (salinitas) dalam sedimen yang paling tinggi berada pada sedimen di Pulau Sangiang (35.43±5.22 ppm). Pelabuhan WS memiliki kandungan salinitas sebesar 28.86±3.98 ppm dan Krakatau sebesar 1.37±1.62 ppm. Karakteristik morfologi daun yang menunjukkan perbedaan signifikan pada tiap lokasi adalah PT, Ld, JT, LS, KR, AL, FF, dan PR. Pulau Sangiang sebagai lokasi yang masih alami memiliki nilai karakter paling tinggi untuk karakter LS, LD dan LP. Keragaman genetik intra dan inter populasi telah berhasil diperoleh dengan menggunakan empat primer mikrosatelite (M3,M64,M81 dan M98). Lokasi yang tercemar paling berat oleh limbah logam-logam berat memiliki keragaman genetik yang lebih rendah (He= 0.54) dibandingan dengan lokasi tercemar sedang yaitu Pelabuhan Warna Sari (He = 0.56) dan lokasi yang masih alami (Pulau Sangiang) memiliki keragaman genetik He= 0.60. Analisis pola struktur genetik seluruh individu dalam tiga lokasi berasal dari sumber gen (gene pool) yang sama, dimana jumlah dataset terbaik populasi adalah K=6 (Delta K = 1.96).
Collections
- MT - Forestry [1411]