Studi Infestasi Dan Resistensi Kutu Busuk, Cimex Hemipterus (Hemiptera: Cimicidae) Terhadap Tiga Golongan Insektisida Di Bogor.
View/ Open
Date
2015Author
Septiane, Elfira
Soviana, Susi
Hadi, Upik Kesumwaati
Metadata
Show full item recordAbstract
Kutu busuk, Cimex sp. merupakan ektoparasit pengisap darah manusia dan hewan dari ordo Hemiptera dan famili Cimicidae, yang penyebarannya di negara subtropis dan tropis. Kasus infestasi kutu busuk pada tahun 1970-an dianggap telah menghilang, akan tetapi sejak tahun 2000-an kasus infestasi kutu busuk kembali dilaporkan dari seluruh dunia. Studi mengenai infestasi kutu busuk ini dilakukan di wilayah kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga dan sekitarnya dari Oktober 2014 - Februari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sebaran dan derajat infestasi kutu busuk, mengetahui aspek biologi kutu busuk, menentukan resistensi kutu busuk terhadap berbagai golongan insektisida serta menganalisis pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat terhadap infestasi kutu busuk. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi terbaru khususnya tentang studi infestasi kutu busuk di wilayah Bogor. Survei dan koleksi kutu busuk dilakukan pada dua tipe kawasan hunian yaitu perumahan dan tempat tinggal sementara. Tipe perumahan dibagi menjadi dua yaitu perumahan kompleks dan padat penduduk, sedangkan tipe tempat tinggal sementara dibagi menjadi empat yaitu asrama, pondok pesantren, indekos dan wisma penginapan. Selanjutnya, pengukuran resistensi kutu busuk dilakukan dengan menggunakan tiga golongan insektisida yaitu organofosfat (malation 5%), piretroid (deltametrin 0.05%) dan karbamat (propoksur 0.1%). Selain itu, untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat terhadap infestasi kutu busuk dilakukan dengan mewawancarai responden menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 244 kamar yang diperiksa dari seluruh kawasan hunian, 64 kamar positif terinfestasi oleh satu jenis kutu busuk yakni Cimex hemipterus. Infestasi kutu busuk tertinggi ditemukan di asrama mahasiswa sebesar 25.41%, sedangkan tipe hunian lain terinfestasi rendah (0.41%) dan bahkan tidak ditemukan infestasi kutu busuk. Mortalitas kutu busuk terhadap malation menunjukkan angka tertinggi (87.50%) dan LT50 terpendek (0.14 hari). Selanjutnya, pada deltametrin mortalitas sebesar 21.43% dengan LT50 9.12 hari, sedangkan pada propoksur memperlihatkan angka mortalitas terendah (10%) dan LT50 terpanjang (12.88 hari). Hal ini menunjukkan bahwa populasi kutu busuk di asrama mahasiswa di wilayah kampus IPB Dramaga telah resisten terhadap tiga golongan insektisida, terutama propoksur. Hasil wawancara mengenai persentase pengetahuan, sikap dan praktik (PSP) masyarakat menunjukkan bahwa infestasi kutu busuk masih dikenali oleh banyak kalangan baik dari mahasiswa (81.20%), ibu rumah tangga (6.41%), pelajar (5.13%), dan masyarakat secara umum (2.42%). Masyarakat Bogor memiliki sikap dan praktik yang baik dalam mengendalikan infestasi kutu busuk di lingkungan tempat mereka tinggal.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]