Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Di Kabupaten Kebumen
Abstract
Pengembangan hutan rakyat perlu memahami sistem pengelolaan hutan rakyat yang meliputi subsistem produksi, pemasaran, pengolahan dan kelembagaan. Apabila dalam pengelolaan hutan rakyat masih ada subsistem yang lemah, maka subsistem ini akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha hutan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Kebumen dan mengetahui subsistem yang paling lemah sehingga dapat disusun strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kebumen mulai Januari sampai dengan Maret 2015 dengan menggunakan metode survey dan observasi lapang. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait melalui penelusuran dokumen. Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden 60 orang petani hutan rakyat, 7 orang tengkulak dan 5 orang pemilik industri pengolahan kayu. Pemilihan responden ahli dilakukan dengan cara snowball sampling dengan jumlah responden 12 orang. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada subsistem produksi, pemasaran, pengolahan, dan kelembagaan. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan hutan rakyat dan strategi prioritas ditentukan dengan menggunakan analisis QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsistem pemasaran merupakan subsistem yang paling lemah dalam pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Kebumen. Pola pemasaran dan perilaku pasar merupakan titik lemah pada subsistem pemasaran. Faktor kekuatan dominan berupa status kepemilikan lahan milik sendiri. Sedangkan faktor kelemahan utama adalah petani sulit untuk memperoleh informasi pasar. Faktor peluang dominan berupa permintaan kayu selalu ada. Sedangkan faktor ancaman yang memiliki nilai tertinggi, yaitu tengkulak menguasai pemasaran kayu. Analisis SWOT berada pada posisi strategi (O – W) yang didasarkan pada pemanfaatan seluruh peluang untuk mengurangi kelemahan. Hasil matriks QSPM menunjukkan strategi prioritas alternatif yang terpilih, yaitu pemberian pelatihan, pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas petani terkait pemanenan, pengolahan dan pemasaran kayu. Oleh karena itu, Dinas Kehutanan dan pihak-pihak terkait perlu merubah strategi dalam memberikan program dan bantuan terkait dengan hutan rakyat. Program dan bantuan perlu dialokasikan untuk penguatan pengetahuan, keterampilan dan kapasitas petani dalam kegiatan pemanenan, pengolahan dan pemasaran kayu.
Collections
- MT - Forestry [1412]