Efikasi Vaksinasi Induk Dan Benih Ikan Nila Dengan Metode Infiltrasi Hiperosmotik Untuk Mencegah Infeksi Streptococcus Agalactiae.
View/ Open
Date
2015Author
Firdausi, Amalia Putri
Sukenda
Nuryati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Streptococcosis merupakan salah satu penyakit bakterial yang menyerang berbagai strain ikan nila, penyakit ini seringkali disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae dan Streptococcus iniae. Akhir-akhir ini S. agalactiae lebih sering ditemukan dengan virulensi lebih tinggi dibandingkan S. iniae. Pengendalian penyakit streptococcosis sampai saat ini masih terus diupayakan. Salah satu upaya yang efektif untuk pencegahan penyakit tersebut adalah dengan vaksinasi induk yang dapat menyebabkan adanya transfer imunitas maternal. Transfer imunitas maternal merupakan upaya vaksinasi yang lebih menguntungkan karena dapat melindungi induk sekaligus benih yang dihasilkan terhadap agen patogen. Kekebalan induk yang diturunkan kepada anaknya akan meluruh dengan cepat seiring dengan pertambahan umur larva ikan dan perkembangan sistem imun. Vaksinasi benih setelah antibodinya menurun dengan metode dan waktu yang tepat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan benih ikan terhadap serangan S. agalactiae. Suatu penelitian peningkatan efikasi vaksinasi pada benih dari induk yang divaksin dengan metode perendaman pada salinitas yang berbeda akan memberikan metode vaksinasi dan konsentrasi garam yang diberikan sebelum vaksinasi secara tepat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan perendaman salinitas terbaik tehadap vaksinasi untuk mencegah infeksi bakteri S. agalactiae pada benih ikan nila Oreochromis niloticus terhadap kinerja sistem imun. Penelitian dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama dilakukan pengujian efikasi vaksinasi pada induk yang menyebabkan transfer antibodi ke anaknya. Induk yang digunakan memiliki berat rata-rata 250±0.03 g dipelihara di bak beton berukuran 3x2x0.6 m. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua perlakuan dan tiga ulangan. Sebanyak tiga induk nila betina divaksinasi dengan cara penyuntikan secara intraperitoneal dengan dosis 0.4 mL/kg ikan dan kontrolnya disuntik dengan phospate buffer saline (PBS). Pemeliharaan induk pascavaksinasi dilakukan selama empat minggu, kemudian dilakukan pemijahan. Kinerja sistem imun yang diamati meliputi relative percent survival (RPS), level antibodi spesifik, dan lisozim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi induk dapat memberikan level antibodi, aktivitas lisozim yang signifikan (P<0.05) pada benih dibandingkan dengan perlakuan kontrol dengan rataan RPS berturut-turut mencapai 83.20% dan 65.80% pada hari ke-10 dan 20 pascamenetas. Tahap kedua dilakukan pengujian efikasi vaksinasi pada benih ikan nila hasil dari induk yang divaksin dengan metode infiltrasi hiperosmotik pada empat salinitas yang berbeda untuk mencegah infeksi bakteri S. agalactiae. Seratus ekor benih berumur 20 hari yang berasal dari induk yang divaksinasi direndam di empat salinitas berbeda, yaitu: 0, 10, 20, dan 30 ppt selama lima menit, kemudian diangkat dan dipindahkan ke dalam wadah yang mengandung larutan vaksin selama 30 menit. Pemeliharaan selanjutnya dilakukan di akuarium baru berisi air tawar pada hari ke-10, 20, dan 30 pascavaksinasi kinerja sistem imun yang diamati meliputi relative percent survival (RPS), level antibodi spesifik, dan lisozim. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan salinitas 10 ppt memberikan hasil terbaik dengan nilai RPS akhir, level antibodi spesifik, dan lisozim secara berturut-turut yaitu 84.72%; 66.49%; dan 47.06% pada hari ke-10, 20, dan 30 pascavaksinasi; 0.077; dan 0.0317. Level antibodi spesifik dan nilai RPS berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan perlakuan yang lain, sedangkan aktivitas lisozim perlakuan 10 ppt tidak berbeda nyata terhadap perlakuan 20 ppt (P>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, pemberian vaksin pada induk ikan nila dapat menyebabkan transfer kekebalan maternal ke benih. Vaksinasi yang diberikan memberikan tingkat proteksi yang tinggi dengan nilai tingkat kelangsungan hidup relatif rataan mencapai 83.20% dan 65.80% pada hari ke-10 dan 20 pascamenetas. Vaksinasi pada benih dari induk yang divaksin secara infiltrasi hiperosmotik salinitas 10 ppt dapat memperbaiki kinerja sistem imun benih dengan memperbaiki proteksi imunitas maternal melawan infeksi S. agalactiae.
Collections
- MT - Fisheries [3011]