Status Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Sedimen Di Perairan Dumai Bagian Barat, Riau.
Abstract
Perairan Dumai bagian barat adalah bagian dari wilayah Perairan Laut Riau yang terletak pada kawasan Selat Rupat. Perairan ini berhubungan langsung dengan Selat Malaka yang memiliki aksebilitas tinggi baik lokal maupun internasional. Perairan Dumai bagian barat merupakan perairan estuari (terdapat Sungai Masjid dan Sungai Dumai) yang mendapat pengaruh dari daratan berupa masukan berbagai jenis limbah yang berasal dari kegiatan Kota Dumai dan sekitarnya, serta dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pesatnya perkembangan kawasan pesisir, perluasan wilayah dan pertumbuhan industri di Perairan Dumai bagian barat, seperti pembuangan limbah industri, domestik, pemukiman penduduk, perhubungan, pelabuhan, pelayaran lokal maupun internasional, diduga mengakibatkan bertambahnya beban pencemaran dan berdampak pada lingkungan. Tujuan dari penelitian adalah mengamati kualitas air Perairan Dumai bagian barat, menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cd pada sedimen secara vertikal dan horizontal dan status pencemarannya, menganalisis fraksi dan komposisi sedimen secara vertikal dan horizontal serta korelasinya dengan logam berat Pb dan Cd. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengukuran kualitas air di lapang dan pengambilan sampel sedimen dilakukan pada sembilan titik sampling yang ditetapkan secara sengaja. Sampel sedimen pada tiap titik sampling dipisahkan menjadi tiga bagian (atas, tengah dan bawah) pada kedalaman 0-2cm, 9-11cm dan 18-20cm. Sampel kandungan logam berat pada sedimen dianalisis menggunakan metode spektrofotometri dan dihitung menggunakan rumus Yap et al (2002). Pengukuran kandungan bahan organik dilakukan dengan mengikuti prosedur Tech (1986). Prosedur analisis butiran sedimen untuk fraksi pasir dan kerikil digunakan metode pengayakan basah, untuk fraksi lumpur dianalisis dengan metode pipet yang merujuk pada (Rifardi 2008c). Analisis komposisi sedimen dilakukan pada lithogenous sediment dan biogenous sediment yang merujuk pada Rifardi (2008c). Berdasarkan KepMenLH No. 51 Tahun 2004 Lampiran III, bahwa kondisi umum Perairan Dumai bagian barat masih dapat mendukung aktivitas kehidupan organisme laut di perairan tersebut. Kandungan tertinggi logam berat Pb dan Cd pada sedimen di sembilan titik sampling secara vertikal, terdapat pada lapisan atas yaitu 9,08μg/g dan terendah pada lapisan tengah 8,40 μg/g. Logam Cd tertinggi terdapat pada lapisan tengah dan bawah yaitu 0,05μg/g dan terendah terdapat pada lapisan atas 0,04 μg/g. Analisis secara horizontal pada kandungan logam berat Pb yang tertinggi terdapat pada titik sampling 8 yaitu 12,69 μg/g dan terendah pada titik sampling 1 yaitu 5,16 μg/g. Logam Cd tertinggi terdapat pada titik sampling 1 yaitu 0,10 μg/g dan terendah pada titik sampling 3, 6 dan 9 yaitu 0,02 μg/g. 4 Namun demikian, Perairan Dumai bagian barat berada pada kondisi normal dan di bawah standar baku mutu yang ditetapkan oleh beberapa negara, dengan konsentrasi rata-rata yaitu Pb 8,76 μg/g dan Cd 0,04 μg/g. Perbedaan kandungan logam antar lapisan sedimen di Perairan Dumai bagian barat tidak terlepas dari pengaruh pasang surut yang masuk dan keluar dari Selat Rupat. Tipe pasang surut di Peraian Dumai yaitu tipe pasang surut harian ganda (semidiurnal tides). Diduga proses oseanografi tersebut yang mendistribusikan logam ke perairan lain. Pasang surut yang terjadi di lingkungan laut membuat partikel sedimen akan berfluktuasi dan menentukan tinggi atau rendah, jauh dan dekatnya kecepatan sedimentasi termasuk kandungan organik. Hasil analisis fraksi sedimen menunjukkan bahwa fraksi pasir mendominasi pada keseluruhan lokasi penelitian. Persentase fraksi kerikil yang tertinggi terdapat pada titik sampling 7 (perbatasan Selat Malaka) lapisan tengah yaitu 2,51% dan terendah terdapat pada titik sampling 5 (alur pelayaran) lapisan atas yaitu 0,03%. Persentase pasir tertinggi terdapat pada titik sampling 5 lapisan atas yaitu 99,48%, dan terendah 78,83% terdapat pada titik sampling 6 (kawasan mangrove) lapisan bawah. Persentase lumpur yang tertinggi terdapat pada titik sampling 6 lapisan bawah yaitu 20,27%, dan terendah 0,19% terdapat pada titik sampling 8 (alur pelayaran Internasional) lapisan atas. Lapisan sedimen yang berada jauh dari lingkungan laut dapat berpindah melalui gerakan aktif pasang surut, gerakan arus dasar dan akan mengendapkannya kembali di lingkungan pantai. Analisis komposisi sedimen didapatkan hasil bahwa jenis material penyusun sedimen pada tiap titik sampling relatif sama, tetapi dengan persentase yang berbeda-beda. Komposisi sedimen setiap lapisan pada masing-masing titik sampling tidak menunjukkan adanya kecenderungan perubahan yang signifikan. Komposisi sedimen lithogeneus fragmen batuan mendominasi di setiap lapisan dari titik sampling 1 hingga titik sampling 9. Fragmen batuan dengan persentase tertinggi berada pada titik sampling 8 lapisan 0-2 cm yaitu 70,4% dan terendah pada titik sampling 6 lapisan 9-11cm yaitu 57,2%. Tingginya persentase batuan diperkirakan berasal dari perairan daerah penelitian yang mengalami abrasi, kemudian partikel terbawa arus dan dibawa ke perairan, partikel yang dibawa akan mengendap di dasar perairan pada saat arus melemah. Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa di Perairan Dumai bagian barat terdapat logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada sedimen, meskipun kandungan logam berat belum melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Namun hal tersebut tetap berpotensi menimbulkan pencemaran jika terjadi secara terus menerus, dan terakumulasi pada sedimen. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan agar dapat meminimalisir terjadinya pencemaran di perairan tersebut, seperti monitoring, pembinaan dan penegakan hukum.