Peranan Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan Umur Dua Tahun
Abstract
Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, diikuti oleh Malaysia dan Thailand. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia semakin sulit karena keterbatasan tanah subur. Upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah penggunaan pupuk organik dan anorganik adalah faktor kunci keberhasilan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit Jonggol IPB-Cargill pada bulan April 2014 sampai Maret 2015. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan terpisah. Percobaan pertama adalah peranan pupuk organik dan paket pupuk tunggal N, P, K terhadap pertumbuhan kelapa sawit belum menghasilkan umur dua tahun dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0 (O0), 45 (O1) dan 90 (O2) kg tanaman-1 tahun-1. Faktor kedua adalah dosis paket pupuk tunggal N, P, K yang terdiri atas 0 kg (T0), 0.94 kg N + 0.67 kg P2O5 + 1.14 kg K2O (T1) dan 1.88 kg N + 1.34 kg P2O5 + 2.28 kg K2O (T2) tanaman-1 tahun-1. Percobaan kedua adalah peranan pupuk organik dan pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan kelapa sawit belum menghasilkan umur dua tahun dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0 (O0), 45 (O1) dan 90 (O2) kg tanaman-1 tahun-1. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK majemuk yang terdiri atas 0 (M0), 3.45 (M1) dan 6.9 (M2) kg tanaman-1 tahun-1. Kedua percobaan tersebut menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara pupuk organik dan paket pupuk tunggal N, P, K pada semua peubah yang diamati. Aplikasi pupuk organik 90 kg tanaman-1 tahun-1 meningkatkan kadar hara daun dan tingkat kehijauan daun. Perlakuan paket pupuk tunggal N, P, K dosis 0.94 kg N + 0.67 kg P2O5 + 1.14 kg K2O tanaman-1 tahun-1 meningkatkan tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah, panjang pelepah, luas daun, tingkat kehijauan daun, dan kandungan hara daun. Kombinasi perlakuan terbaik untuk meningkatan efektivitas adalah pupuk organik dosis 90 kg dan dosis paket pupuk tunggal N, P, K 1.88 kg N + 1.34 kg P2O5 + 2.28 kg K2O tanaman-1 tahun-1 dengan nilai efektivitas sebesar 516.8%. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pupuk organik dan pupuk NPK majemuk terhadap peubah laju fotosintesis. Aplikasi pupuk organik sampai dengan 90 kg tanaman-1 tahun-1 mampu meningkatkan peubah tingkat kehijauan daun, laju fotosintesis dan kadar hara daun. Perlakuan pupuk NPK majemuk 6.9 kg tanaman-1 tahun-1 menghasilkan pertumbuhan kelapa sawit tertinggi dengan meningkatkan tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah, panjang pelepah, luas daun, jumlah anak daun, laju fotosintesis, tingkat kehijauan daun, dan kandungan hara daun kelapa sawit. Kombinasi perlakuan terbaik untuk meningkatan efektivitas adalah pupuk organik dosis 45 kg dan dosis pupuk NPK majemuk 6.9 kg tanaman-1 tahun-1 dengan nilai efektivitas sebesar 269.13%.
Collections
- MT - Agriculture [3787]