Show simple item record

dc.contributor.advisorFalah, Syamsul
dc.contributor.advisorNurhidayat, Novik
dc.contributor.authorAlvita, Livia Rhea
dc.date.accessioned2016-02-26T07:58:17Z
dc.date.available2016-02-26T07:58:17Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78795
dc.description.abstractEscherichia coli adalah salah satu spesies bakteri yang mampu membentuk biofilm dalam industri pangan, dimana kehadiran biofilm sangat berpotensi menimbulkan pembusukan makanan yang akan memperpendek masa simpan (shelf-life) maupun mengakibatkan penyebaran penyakit melalui makanan (foodbom desease). Biofilm dapat hidup pada semua jenis permukaan di pabrik pengolahan makanan mulai dari lantai, dinding, pipa dan permukaan peralatan termasuk stainless steel, alumunium, nilon, teflon, karet, plastik, dan kaca. Biofilm cenderung tumbuh dan berkembang dengan pesat terutama pada permukaan bahan yang lembab dan kaya akan nutrisi. Penelitian mengenai biofilm semakin meluas diakibatkan oleh potensi yang besar sebagai sumber kontaminan pada industri pangan. Banyak kerugian yang didapatkan akibat keberadaan biofilm dalam sistem pengolahan makanan, sehingga penghambatan pembentukan biofilm perlu dilakukan. Pengendalian biofilm dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang salah satunya dapat menggunakan senyawa kimia dari tanaman. Ekstrak air daun singkong, daun pepaya dan daun melinjo memiliki aktivitas antibiofilm, aktivitas tersebut diduga disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak air daun singkong, pepaya dan melinjo dalam pencegahan perlekatan, penghambatan pertumbuhan dan pendegradasian biofilm. Penelitian ini menggunakan metode Microtitter Plate Biofilm Assay dimana masing-masing ekstrak air daun singkong, pepaya dan melinjo dengan konsentrasi 25, 50, 75 dan 100%(v/v) dioptimasi pada suhu 25 ,37 dan 50ºC dan waktu kontak 30, 45 dan 60 menit. Pengoptimasian dalam penghambatan pertumbuhan dilakukan pada waktu kontak 1, 2 dan 3 hari. Pengukuran aktivitas antibiofilm menggunakan iMark Bio-Rad microplate reader dengan panjang gelombang 595nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak yang memiliki kinerja terbaik dalam pencegahan perlekatan (45,12%) yaitu ekstrak daun singkong, sedangkan ekstrak yang memiliki kinerja terbaik dalam penghambatan pertumbuhan (36,02%) dan pendegradasian biofilm (46,37%) yaitu ekstrak daun pepaya. Metode Response Surface digunakan untuk pengoptimasian pada pencegahan perlekatan biofilm sehingga diperoleh kondisi terbaik oleh ekstrak daun singkong (> 55%) yaitu pada suhu antara 37-50ºC, waktu kontak antara 45-60 menit dan konsentrasi diantara 60-100% (v/v). Kondisi terbaik dalam penghambatan pertumbuhan oleh ekstrak daun pepaya (> 60%) yaitu pada kondisi suhu 50°C, waktu kontak berada diantara 2-3 hari dan konsentrasi berada diantara 60-100% (v/v) sedangkan pendegradasian biofilm oleh ekstrak daun pepaya (> 50 %) yaitu pada kondisi suhu berada diantara 35-40ºC, waktu kontak berada diantara 57-60 menit dan konsentrasi berada diantara 80-100%(v/v).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiochemistryid
dc.titleAktivitas Antibiofilm Dari Bakteri Escherichia Coli Oleh Ekstrak Air Daun Singkong, Pepaya Dan Melinjo Secara In Vitro.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiofilmid
dc.subject.keywordCarica papaya Lid
dc.subject.keywordekstrak airid
dc.subject.keywordEscherichia coliid
dc.subject.keywordManihot utilissima Pohlid
dc.subject.keywordGnetum gnemon Lid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record