Show simple item record

dc.contributor.advisorHardjomidjojo, Hartrisari
dc.contributor.advisorFauzi, Anas Miftah
dc.contributor.advisorMulyadi, Dedi
dc.contributor.authorDharmayanti, Indrani
dc.date.accessioned2016-02-23T07:10:11Z
dc.date.available2016-02-23T07:10:11Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78616
dc.description.abstractAdanya tantangan ekonomi global menuntut Indonesia mengantisipasinya dengan memperkuat daya saing dan posisi ekonominya. Salah satu programnya adalah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan pengembangan klaster industri. Pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di koridor Sumatera dipusatkan salah satunya di Sei Mangkei. Penelitian ini ditujukan untuk merancang model pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di kawasan industri Sei Mangkei. Pada tahap awal dilakukan analisis potensi pengembangan klaster industri, selanjutnya merancang model penataan ruang dalam klaster, mengidentifikasi dan merancang model kelembagaan pada pengembangan klaster, serta menghitung perkiraan dampak pengembangan klaster industri di kawasan tersebut. Berbagai metode dalam penelitian ini yaitu location quotient (LQ); model diamond Porter dan multidimensional scaling (MDS) yang digunakan untuk menganalisis potensi komoditas dan potensi pengembangan klaster industri, metode perbandingan eksponensial (MPE) dan goal programming untuk memilih produk yang dapat dikembangkan berikut kapasitas industrinya, systematic layout planning (SLP) digunakan dalam penataan ruang, serta metode analisis deskriptif kualitatif dan interpretive structural modeling (ISM) untuk menganalisis kelembagaan juga perhitungan dampak pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di kawasan industri Sei Mangkei. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa komoditas kelapa sawit merupakan komoditas unggulan baik di Kabupaten Simalungun maupun Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya dengan pendekatan model diamond Porter dilakukan analisis terhadap kondisi faktor input (bahan baku, SDM, teknologi, daya tarik lokasi dan potensi investasi); kondisi permintaan terhadap produk-produk turunan sawit; strategi, struktur dan persaingan perusahaan dan adanya industri terkait dan industri penunjang, dengan hasil menunjukan bahwa Kawasan Industri Sei Mangkei cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah klaster industri hilir kelapa sawit. Analisis keberlanjutan menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di Sei Mangkei dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan infrastruktur menunjukkan nilai diatas 50 yang dapat dikategorikan cukup layak untuk dilanjutkan. Namun pada aspek kelembagaan diperoleh nilai indeks 36.21 sehingga dari dimensi ini dikategorikan kurang layak dilanjutkan. Untuk meningkatkan indeks tersebut, dari analisis leverage perlu pembenahan pada beberapa aspek disetiap dimensi. Tahap awal penataan ruang dilakukan seleksi produk potensial dengan metode perbandingan eksponensial (MPE) menggunakan sepuluh kriteria, dan diperoleh hasil bahwa industri minyak goreng, margarin, oleokimia dasar, surfaktan, biodiesel, industri sabun batang, industri shampo/deterjen/sabun cair, industri deterjen, biogas dan industri pakan ternak potensial dikembangkan pada klaster industri hilir kelapa sawit di kawasan industri Sei Mangkei. Pengembangan klaster tersebut sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku berupa CPO dan CPKO yang menentukan kapasitas dan skala industri di kawasan. Untuk menjamin pasokan bahan baku, maka diperlukan kerjasama antara Badan Pengelola Kawasan, PTPN II, III dan IV juga dengan PKS swasta. Penataan zona industri di dalam klaster ditujukan guna meningkatkan efisiensi produksi dengan mempertimbangkan aliran material, proses produksi serta kedekatan dan keterkaitan antar industri dalam proses produksinya. Industri minyak goreng perlu dibangun dekat tangki CPO, begitu pula industri margarin dan sabun batang berbahan baku stearin, hal yang sama juga berlaku untuk industri biodiesel yang menggunakan CPO sebagai bahan bakunya. Selanjutnya indutri surfaktan perlu didekatkan dengan industri oleokimia dasar dan industri deterjen serta sabun/shampo dan deterjen cair. Adapun industri biogas dan industri pakan ternak berada dekat dengan kolam limbah PKS dan pabrik PKO. Kinerja para pemangku kepentingan menentukan keberhasilan pengembangan klaster, karenanya keterpaduan antara pemerintah melalui Badan Pengelola Kawasan, pemerintah, administratur kawasan, industri inti, industri terkait dan industri penunjang, penyedia bahan baku, serta instansi pendukung lainnya mutlak diperlukan. Masing-masing instansi harus memahami peran, tanggung jawab dan wewenangnya, terlebih lagi Dewan Kawasan dan Badan Pengelola Kawasan. Kedua lembaga ini memegang peranan penting dalam mengelola kawasan terutama memperkuat fungsi koordinasi dengan para pemangku kepentingan, khususnya untuk mendorong kesiapan infrastruktur, kemudahan perijinan dan layanan bagi industri, serta peningkatan promosi kawasan kepada para investor. Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei tahap I (2010-2014) telah memberikan dampak positif dari aspek ekonomi berupa pendapatan penjualan lahan, keuntungan dibangunnya pabrik, meningkatkan pendapatan masyarakat akibat penyerapan tenaga kerja juga menumbuhkan berbagai usaha di sekitar kawasan. Dampak tersebut diperkirakan dapat semakin meningkat pada tahap ke II dan III (2015-2025) seiring dengan bertambahnya industri dan layanan jasa dari berbagai fasilitas di Kawasan Industri Sei Mangkei. Dari sisi sosial dipastikan ada perbaikan kualitas dan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan, mengurangi sekitar 13% dari tingkat pengangguran Kabupaten Simalungun yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun ada hal yang perlu diantisipasi untuk mengurangi dampak negatif dan gejolak sosial yaitu dengan memprioritaskan masyarakat lokal dalam rekrutmen tenaga kerja di kawasan yang perlu dilakukan seiring dengan peningkatan kompetensi calon tenaga kerja melalui program-program pelatihan. Keberhasilan pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di Sei Mangkei sangat ditentukan oleh keterpaduan langkah semua pemangku kepentingan dalam mendukung kesiapan dan pengembangan klaster baik kesiapan sarana prasarana infrastruktur, fasilitas layanan jasa, kepastian pasokan bahan baku dan energi, koordinasi kelembagaan dan memberian layanan lainnya dalam klaster. Pada akhirnya dengan keterpaduan tersebut diharapkan dapat memaksimalkan dampak positif bagi pengembangan klaster dan pengembangan wilayah di Kawasan Industri Sei Mangkei dan sekitarnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcChemical Technologyid
dc.subject.ddcPalm oilid
dc.titleDesain Model Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit Di Kawasan Industri Sei Mangkeiid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordklaster industri hilir kelapa sawitid
dc.subject.keywordKawasan Industri Sei Mangkeid
dc.subject.keywordpenataan ruangid
dc.subject.keywordkelembagaanid
dc.subject.keyworddampak pengembangan klasterid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record