Kontribusi Mangrove Dalam Memerangkap Sedimen Di Wilayah Pesisir Kota Dumai Provinsi Riau
View/ Open
Date
2016Author
Roza, Sri Yenica
Prartono, Tri
Bengen, Dietriech Geoffrey
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Dumai merupakan bagian dari pesisir Timur Sumatera yang dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik antara lain; perikanan tangkap, pariwisata, pelayaran, pelabuhan dan pengolahan minyak. Aktivitas tersebut dapat mempengaruhi kualitas lingkungan wilayah pesisir termasuk ekosistem mangrove dan menyebabkan terjadinya pendangkalan di muara sungai. Muara Sungai Mesjid dan Sungai Dumai memiliki ekosistem mangrove yang berkontribusi dalam menahan partikel tersuspensi yang masuk ke perairan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menelaah struktur komunitas vegetasi mangrove di Sungai Mesjid dan Sungai Dumai; (2) Menentukan laju pengendapan material tersuspensi pada ekosistem mangrove; dan (3) Mengkaji hubungan dominansi ekosistem mangrove dengan laju pengendapan material tersuspensi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2014 di Bangsal Aceh (BA), Stasiun Kelautan Dumai (SK), Perairan Pelindo (PLD) dan Pesisir Pecinta Alam Bahari (PAB). Penarikan contoh dilakukan dengan menggunakan metode penarikan contoh sistematis. Data parameter fisika-kimia diukur di Laboratorium Kimia Laut dan Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan Universitas Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 jenis mangrove sejati pada lokasi penelitian yang berasal dari 4 famili. Famili Rhizophoraceae merupakan family paling mendominasi yakni empat jenis. Kerapatan tertinggi diperoleh pada SK (5744 ind ha-1) dan kerapatan terendah pada stasiun PLD (2433 ind ha-1). Rata-rata laju pengendapan sedimen per hari tertinggi ditemukan pada stasiun BA dan terendah pada stasiun PLD. Keterkaitan antara laju pengendapan partikel terdeposisi dan dominasi ekosistem mangrove menunjukkan adanya tiga pengelompokkan sebaran karakteristik fisika-kimia. Kelompok pertama terdiri dari stasiun SK yang dicirikan oleh bahan organik, nitrat, suhu, salinitas dan laju dekomposisi (10, 20 dan 30) yang relatif lebih tinggi dibandingkan pada stasiun lainya. Kelompok kedua terdiri dari stasiun PAB yang dicirikan oleh parameter pH yang relatif tinggi. Sedangkan kelompok ketiga terdiri dari stasiun BA menggambarkan parameter fisika-kimia perairan berupa fosfat yang relatif tinggi. Jenis mangrove yang berperan penting dalam laju pengendapan pada penelitian ini adalah Rhizophora apiculata dan Xylocarpus granatum. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Rhizophora apiculata yang merupakan tumbuhan pionir berfungsi sebagai penghalang serta menurunkan kecepatan aliran air yang masuk ke daratan. Aliran air tersebut semakin melemah pada zona Xylocarpus granatum, sehingga menyebabkan terjadinya pengendapan partikel-partikel sedimen terdeposisi ke dasar perairan.
Collections
- MT - Fisheries [2934]