Pendugaan Hasil Produksi Jernang Rotan Daemonorops Didymophylla Becc. Berdasarkan Karakteristik Morfometrik
View/ Open
Date
2015Author
Sari, Rina Wulan
Hikmat, Agus
Santosa, Yanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Jernang merupakan resin yang terdapat pada permukaan kulit buah rotan (Daemonorops didymophylla Becc.). Jernang memiliki banyak manfaat diantaranya digunakan sebagai pewarna vernis, keramik, alat-alat dari batu, kayu, rotan, kertas, cat, dan bahan obat-obatan. Sejauh ini metode inventarisasi rotan baru dilakukan pada potensi batang rotan sementara di masyarakat terdapat pemanfaatan lain dari rotan yaitu pemanenan buah untuk diambil resinnya. Parameter morfometrik digunakan sebagai alat untuk mengukur potensi rotan yang ada dalam suatu kawasan dengan melakukan pengukuran pada bagian diameter batang, panjang batang rotan, jumlah malai dan berat buah dalam setiap batang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menentukan variabel morfometrik yang berkorelasi dengan produksi jernang dan merumuskan model pendugaan produksi jernang dari variabel morfometrik yang berkorelasi. Data parameter morfometrik yang dikumpulkan berupa: jumlah batang dalam setiap rumpun, diameter batang, panjang batang, jumlah malai tiap batang, rata-rata panjang malai, berat buah tiap batang, dan berat serbuk jernang tiap batang. Uji regresi liniar dengan metode stepwise menggunakan SPSS 16.0 digunakan untuk mengetahui hubungan antara parameter morfometrik rotan terhadap produksi jernang. Variabel bebas (x) meliputi diameter batang (cm), panjang batang (cm), jumlah malai tiap batang, panjang malai (cm). Sedangkan berat buah dan berat jernang merupakan variabel terikat (Y) dengan selang kepercayaan 95%. Persamaan yang digunakan Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + ε. Sebanyak 35 rumpun D. didymophylla dengan rata-rata 4.48 batang per rumpun telah diukur parameter morfometriknya. Sebesar 20% sampel terdiri dari tiga batang per rumpun dan hanya 2.85% diantaranya yang terdiri dari enam dan sepuluh batang per rumpun. Setiap rumpun kebanyakan hanya memiliki satu batang dewasa atau batang induk saja yang menghasilkan buah dan hanya 4 rumpun saja yang memiliki lebih dari satu batang dewasa. Ukuran diameter terkecil yang di peroleh berukuran 0.4 cm dan diameter terbesar yaitu 1.9 cm. Terdapat tiga batang rotan yang memiliki tinggi lebih dari 15 m. Masing – masing secara berurutan memiliki panjang 25.8 m, 20.3 m dan 17.5 m. Panjang minimum batang rotan yang diperoleh di lapangan yaitu 0.65 m. 30.23% batang rotan yang memiliki jumlah malai sebanyak 3 buah. Panjang malai yang memiliki rata-rata paling panjang yaitu sebesar 51.3 cm dan yang terpendek yaitu 12 cm. Penimbangan berat buah minimum yaitu 10 g dan maksimum 500 g. Berat minimum serbuk murni 0.59 g dan berat maksimum 4.11 g. Panjang batang berkorelasi negatif terhadap diameter dan nilai korelasinya tidak signifikan. Nilai korelasi antara panjang batang dengan diameter pada taraf signifikan 0.05 adalah -0.457. Jumlah malai memiliki korelasi positif dengan panjang malai dan berat buah. Nilai korelasi pada taraf signifikan 0.01 untuk dua parameter tersebut sama besar yaitu 0.765. Besar kecilnya ukuran diameter batang rotan tidak berpengaruh terhadap banyaknya jumlah malai yang dihasilkan dalam satu batang. Dari hasil analisis regresi dengan metode stepwise yang telah dilakukan diperoleh model matematika untuk berat buah yaitu Y = -61.318 + 5.743x4 (x4 adalah panjang malai), nilai koefisien korelasinya sebesar 98.4% yang berarti bahwa panjang malai memengaruhi produksi buah sebesar 98.4% dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Model matematika yang dihasilkan untuk berat serbuk murni yaitu Y = -0.251 + 0.087x4 (x4 merupakan panjang malai) dengan koefisien korelasi sebesar 87.3%. Nilai koefisien regresi berat buah menghasilkan nilai t hitung 22.131 dan t hitung berat serbuk murni 11.100. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel dapat disimpukan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa nilai dugaan Y tidak melalui sumbu x (0.0).
Collections
- MT - Forestry [1411]