Bioekologi Dan Bioprospeksi Rhizanthes Deceptor Sebagai Stimulus Konservasinya Di Hutan Pendidikan Dan Penelitian Biologi Universitas Andalas Padang.
View/ Open
Date
2015Author
Saleh, Zuhratus
Zuhud, Ervizal A.M.
Sari, Rita Kartika
Metadata
Show full item recordAbstract
R. deceptor adalah salah satu spesies dari famili Rafflesiaceae yang ditemukan keberadaannya di Sumatera Barat. Keberadaan R. deceptor kurang populer dibandingkan dengan anggota Rafflesiaceae yang terkenal seperti Rafflesia. Pengetahuan mengenai konservasi R. deceptor sangat kurang bahkan juga pengetahuan tradisional tentangnya. Beberapa buku teks memasukkan R. deceptor sebagai tumbuhan obat, namun belum ada informasi yang valid mengenai hal tersebut. R. deceptor sejauh ini hanya ditemukan di Pulau Sumatera namun belum ada informasi yang jelas mengenai pemanfaatan R. deceptor oleh masyarakat tradisional. Kondisi ini membuat R. deceptor menarik untuk diteliti potensi bioprospeksinya. Penelitian terhadap konservasi dan bioprospeksi R. deceptor dilakukan untuk memunculkan stimulus alamiah dan stimulus manfaat yang akan memunculkan sikap konservasi. Tujuan dari penelitian ini adalah : i) Menganalisis kondisi bioekologi R. deceptor melalui analisis populasi dan karakteristik habitatnya di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas, ii) Mengungkapkan dan menganalisis potensi bioprospeksi R. deceptor dan tumbuhan inangnya melalui uji bioaktivitas yaitu uji fitokimia, antioksidan dan toksisitas dan iii) Membuat sintesis rencana aksi konservasi R. deceptor di HPPB berdasarkan kondisi biokologi dan bioprospeksinya sesuai dengan konsep Tri Stimulus AMAR pro konservasi. R. deceptor merupakan tumbuhan endofit parasit yang berada di HPPB serta dapat ditemukan pada rentang ketinggian 250-350 mdpl. R. deceptor tumbuh pada temperatur udara berkisar antara 22-29 0C, kelembaban udara relatif sekitar 74-96 % dan kemiringan 0-33%. R. deceptor ditemukan sebanyak lebih dari 200 individu melalui eksplorasi yang dilakukan pada 5 plot berukuran 0,1 ha yang ditempatkan secara purposif. T. papillosum merupakan inang yang ditemukan pada penelitan ini dimana R. deceptor hanya ditemukan pada bagian akar dari inang tersebut. Analisis vetegasi yang dilakukan pada habitat R. deceptor menunjukkan HPPB termasuk dalam kondisi hutan sekunder. Pada tingkat pohon terdapat 24 famili dan 42 spesies dengan Vitex pubescens sebagai tumbuhan dominan dengan INP 24,8%. Pada tingkat pancang terdapat 13 famili dan 19 spesies dengan Macaranga triloba dan Simplocos cochinchinensis sebagai tumbuhan dominan dengan INP 18,8%. Pada tingkat anakan dan tumbuhan bawah terdapat 13 famili dan 16 spesies dengan Selaginella sp. sebagai tumbuhan dominan dengan INP 35,1%. R. deceptor dapat hidup dan bertahan pada hutan sekunder selama keberadaan tumbuhan inangnya dan tegakan hutan sebagai penyokong selalu terjaga. Uji bioaktivitas yang dilakukan menunjukkan adanya potensi bioprospeksi dari R. deceptor dan tumbuhan inangnya. Ekstraksi knop R. deceptor dan akar dan batang T. papillosum dengan etanol menghasilkan nilai rendemen yang tinggi yaitu 30,58 %, 12,19 % dan 11,51 %. Uji fitokimia kualitatif menunjukkan bahwa semua ekstrak etanol yang diuji mengandung berbagai metabolit sekunder. Alkaloid, fenolik dan flavonoid ditemukan pada semua jenis ekstrak. Terpenoid terdeteksi pada ekstrak knop R. deceptor dan akar T. papillosum sedangkan saponin terdeteksi pada ekstrak akar dan batang T. papillosum sementara steroid hanya terdeteksi pada ekstrak batang T. papillosum. Uji kandungan fenol total menunjukkan semua ekstrak mengandung kadar fenol total yang tinggi yaitu 431,52 mg EAG/g, 323,93 mg EAG/g dan 271,38 mg EAG/g dari ekstrak etanol knop R. deceptor serta akar dan batang T. papillosum. Keberadaan berbagai senyawa metabolit sekunder memengaruhi toksisitas dan aktivitas antioksidan dari semua ekstrak. Semua ekstrak yang diuji bersifat toksik walaupun lemah dengan nilai LC50 sebesar 283,21±9,68 μg/mL, 719,95±13,91 μg/mL dan 277,65±10,71 μg/mL dari ekstrak etanol knop R. deceptor, akar dan batang T. papillosum. Semua ekstrak juga mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi ditunjukkan dengan nilai IC50 sebesar 31,97 μg/mL, 21,71 μg/mL and 35,23 μg/mL dari ekstrak etanol knop R. deceptor, akar dan batang T. papillosum. Hasil uji ini juga menunjukkan bahwa R. deceptor dan tumbuhan inangnya T. papillosum berpotensi sebagai sumber alami dari antioksidan. Pengetahuan mengenai bioekologi sebagai stimulus alamiah dan bioprospeksi R. deceptor sebagai stimulus manfaat dalam konsep Tri Stimulus AMAR pro konservasi harus disampaikan kepada pelaku konservasi terutama yang terlibat langsung yaitu pengelola HPPB dan masyarakat sekitar habitat R. deceptor sehingga dapat memunculkan stimulus ketiga yaitu stimulus religius/rela. Tri Stimulus AMAR pro konservasi yang dijalankan dengan baik dapat menjadikan usaha konservasi berjalan dengan semestinya dan mendatangkan manfaat secara berkelanjutan bagi keberlangsungan R. deceptor sebagai objek konservasi dan pihak pengelola serta masyarakat sekitar HPPB sebagai pelaku konservasi.
Collections
- MT - Forestry [1419]