Pengembangan Film Nanokomposit Berbasis Pektin dan : Nanopartikel ZnO serta Aplikasinya sebagai Pelapis Buah : Salak Pondoh Utuh
View/ Open
Date
2015Author
Sabarisman, Iman
Suyatma, Nugraha Edhi
Ahmad, Usman
Metadata
Show full item recordAbstract
Pektin merupakan biopolimer pembentuk film yang murah dan melimpah kesediaannya di alam. Sayangnya film yang terbuat dari pektin saja memiliki sifat barrier terhadap uap air yang rendah serta tidak tahan terhadap serangan kapang. Penambahan asam lemak dan nanopartikel ZnO (NP ZnO) diharapkan dapat memperbaiki karakteristik film berbasis pektin. Salah satu aplikasi penggunaan larutan nanokomposit yaitu sebagai pelapis pada produk pertanian segar, terutama buah dan sayuran. Pelapisan merupakan cara yang mudah untuk melindungi produk dari kehilangan air dan kontaminasi mikroba yang mengakibatkan kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi karakteristik film nanokomposit berbasis pektin dengan penambahan asam stearat dan NP ZnO serta mempelajari pengaruh pelapisan nanokomposit berbasis pektin terhadap mutu buah salak pondoh utuh selama penyimpanan. Tahap pertama pada penelitian ini yaitu persiapan dan karakterisasi film nanokomposit berbasis pektin dengan penambahan asam stearat dan NP ZnO. Film nanokomposit dibuat dengan cara mendispersikan NP ZnO (0, 1, dan 2 %b/b pektin) dan asam stearat (0 dan 1 %b/b pektin) ke dalam larutan pektin (1 %b/v aquades) kemudian dicetak dan dikeringkan pada suhu 45 ⁰C selama 20 jam. Karakteristik film yang diuji meliputi ketebalan, kadar air, warna, kuat tarik dan elongasi, laju transmisi uap air, kemampuan antimikroba, serta analisis sifat termal film. Tahap kedua yaitu aplikasi formula terbaik larutan nanokomposit yang diperoleh dari tahap pertama sebagai pelapis buah salak pondoh utuh. Setelah disortasi, buah salak pondoh dicelupkan ke dalam larutan nanokomposit selama 30 detik kemudian dikeringanginkan. Buah salak pondoh disimpan pada suhu ruang selama 14 hari dan dianalisis mutunya secara berkala meliputi laju respirasi, susut bobot, warna kulit, total padatan terlarut, dan pertumbuhan mikroba. Film nanokomposit berbasis pektin yang terbentuk memiliki ketebalan antara 0.07 hingga 0.0975 mm, kadar air antara 11.51 hingga 13.38%, laju transmisi uap air antara 57.4 hingga 103.2 g/m2.jam, kuat tarik antara 18.3 hingga 28.3 kPa, persen elongasi antara 8.9 hingga 30.9%, dan titik leleh antara 132.11 hingga 165.79 ⁰C. Selain itu, film yang mengandung NP ZnO, baik 1% maupun 2%, mampu menghambat pertumbuhan E. coli, S. aureus, dan Penicillium sp. Aplikasi pelapisan pada buah salak pondoh utuh dengan larutan nanokomposit (1% asam stearat dan 2% NP ZnO) mampu menekan susut bobot, menghambat pertumbuhan mikroba, dan mempertahankan warna kulit buah.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]