Nilai Ekonomi Dan Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (Tnks)
View/ Open
Date
2015Author
Gerihano
Putri, Eka Intan Kumala
Simanjuntak, Sahat M.H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan merupakan sumberdaya yang memiliki fungsi sebagai penunjang ekosistem di sekitarnya yang meliputi hewan, tumbuhan, termasuk juga manusia. Seiring dengan perkembangan pertumbuhan negara – negara di dunia peningkatan akan permintaan kayu juga semakin mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya permintaan kayu tersebut dapat menyebabkan deforestasi di kawasan hutan. Oleh karena itu untuk mengatasi semakin meningkatnya permintaan kayu diperlukan manajemen pengelolaan kawasan hutan yang baik untuk menjaga keberlanjutan kawasan hutan. Tanaman di hutan terutama pohon juga merupakan penyerap karbon yang menjadi sumber utama permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat internasional yaitu pemanasan global. Pemerintah juga telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca melalui aksi nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang termasuk didalamnya adalah sektor kehutanan. Tercatat kontribusi emisi sektor kehutanan di Indonesia masih cukup besar yaitu 47,12% yang salah satunya disebabkan oleh masih tingginya tingkat deforestasi. Statistik kehutanan mencatat masih tingginya deforestasi di Indonesia yang terjadi khususnya di wilayah Sumatra. Deforestasi di wilayah Sumatra sendiri paling besar terjadi di Provinsi Riau dan selanjutnya adalah Provinsi Jambi. Selanjutnya diketahui bahwa Sumatra telah kehilangan hampir 50% kawasan hutannya hanya dalam periode 25 tahun. Provinsi Jambi merupakan provinsi yang memiliki kawasan hutan yang luas, dari keseluruhan kawasan hutan yang ada di Provinsi Jambi sekitar 38% terdapat di kawasan taman nasional Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan salah satu taman nasional yang memliki luas hampir 1,4 juta hektar dan terdapat di wilayah administrasi 4 provinsi di Sumatra, termasuk Provinsi Jambi. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kehutanan telah mengatur pemanfaatan kawasan hutan yang tidak diperbolehkan menebang hutan. Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa masih terjadi penebangan liar yang dilakukan oleh oknum masyarakat di kawasan taman nasional dengan tujuan pembukaan lahan. Perlunya pengelolaan yang baik untuk mengatasi masalah deforestasi yang terjadi dikawasan taman nasional ini agar dapat menguntungkan pemerintah dan masyarakat. Valuasi ekonomi kawasan hutan dilakukan dengan tujuan mengetahui seberapa besar nilai ekonomi dari kawasan hutan yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil kebijakan pengelolaan kawasan hutan secara berkelanjutan. Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi dan strategi pengelolaan kawasan hutan TNKS di Provinsi Jambi. Adapun secara khusus memiliki tujuan yaitu (1) mengidentifikasi kekayaan sumber daya alam yang terdapat di kawasan TNKS, (2) menghitung nilai ekonomi total sumber daya alam yang terdapat dikawasan TNKS, (3) mengidentifikasi cara pemanfaatan hutan oleh masyarakat dikawasan TNKS, dan yang terakhir (4) memformulasikan strategi pengelolaan TNKS dalam jangka panjang yang memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat dengan tetap melestarikan lingkungan. Penelitian ini dilaksanan pada kawasan TNKS yang terletak di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNKS yaitu Desa Pelompek Pasar Baru dan Desa Sungai Jernih. Data yang diperlukan dalam penelitian berupa data primer yang diperoleh dengan wawancara secara langsung kepada masyarakat dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian. Nilai ekonomi total dalam penelitian ini terdiri dari nilai guna langsung yang menggunakan productivity method dan water residual value untuk nilai air, nilai guna tidak langsung yaitu nilai serapan karbon, serta nilai keberadaan (existence) dan warisan (bequest) yang menggunakan Contingent Valuation Method (CVM), yang terakhir kebijakan pengelolaan kawasan TNKS menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak kekayaan sumber daya alam yang terdapat di kawasan TNKS berupa flora, fauna terdapat beberapa yang bersifat endemik serta kekayaan lain seperti sumber air panas, danau, dan air terjun. Nilai ekonomi total kawasan TNKS adalah sebesar Rp. 56.177.159.761 /th . Komponen nilai paling besar ditunjukkan oleh nilai serapan karbon. Sedangkan dari sisi ekonomi, pemanfaatan masyarakat yang paling besar adalah pemanfaatan kayu. Selanjutnya pengelolaan kawasan TNKS lebih di prioritaskan di bidang ekonomi dengan tetap memperhatikan sanksi sesuai undang – undang yang diikuti dengan pertanian tumpang sari dikawasan hutan.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]