Perencanaan Pengembangan Kawasan Budidaya Jagung Sebagai Bahan Baku Pakan di Kabupaten Ciamis
View/ Open
Date
2015Author
Sari, Mustika Gusnia
Munibah, Khursatul
Sudadi, Untung
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan sektor peternakan di Kabupaten Ciamis telah mengakibatkan peningkatan kebutuhan jagung sebagai bahan baku pakan. Rata-rata produksi jagung di Kabupaten Ciamis pada periode 2007-2012 adalah 45.883 ton per tahun. Dengan kebutuhan jagung sejumlah 17.000 ton per tahun, seharusnya bahan baku bagi industri pakan di Kabupaten Ciamis sudah terpenuhi, namun faktanya masih harus didatangkan jagung dari wilayah lain. Hal ini terjadi karena produksi dan ketersediaan yang tidak kontinu serta kualitas jagung yang dihasilkan belum memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh industri pakan. Pengembangan kawasan budidaya jagung sebagai bagian integral dari perencanaan pengembangan wilayah diharapkan dapat menjadi solusinya. Berdasarkan perspektif tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis: (1) alur pemasaran jagung, (2) ketersediaan lahan yang sesuai untuk pengembangan kawasan budidaya jagung, (3) tipe kawasan budidaya jagung yang dapat dikembangkan, (4) kelayakan finansial bisnistani di kawasan budidaya jagung, dan (5) strategi pengembangan kawasan berbasis komoditas jagung di Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilakukan pada September sampai dengan Desember 2014. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer merupakan hasil studi literatur dan wawancara dengan responden petani, pedagang pengumpul, pengguna (industri pakan), dan penyuluh pertanian. Data sekunder meliputi peta administrasi, peta RTRW, peta penggunaan lahan, peta HGU, peta kesesuaian lahan untuk pertanian lahan kering, data produktivitas jagung per kecamatan, dan data potensi desa tahun 2011 Kabupaten Ciamis. Tipe kawasan budidaya jagung, yaitu kawasan pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan, ditentukan berdasarkan tiga kriteria yaitu ketersediaan lahan untuk pengembangan kawasan budidaya jagung hasil analisis spasial dari data RTRW, penggunaan lahan, dan kesesuaian lahan; kelengkapan fasilitas pertanian hasil analisis skalogram; serta produktivitas jagung. Analisis kuantitatif kelayakan finansial didasarkan atas hasil perhitungan dan nilai Net Present Value (NPV) positif dan Benefit/Cost (B/C) ratio >1. Strategi pengembangan pada setiap tipe kawasan didasarkan kondisi lapangan dan hasil wawancara, hasil analisis kelayakan finansial, serta data sekunder produktivitas jagung, kondisi kelembagaan petani, dan kondisi fasilitas pertanian dengan mempertimbangkan ciri-ciri setiap tipe kawasan budidaya jagung berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur pergerakan atau pemasaran jagung lebih mengarah ke wilayah yang memiliki industri pakan besar seperti Panumbangan, dan ke wilayah sentra industri pabrik pakan dan peternakan ayam ras petelur dan ayam ras pedaging yaitu Cipaku, Ciamis, dan Sukadana. Namun demikian, industri pakan masih mendatangkan jagung dari luar wilayah Kabupaten Ciamis yaitu dari Kabupaten Garut (Provinsi Jawa Barat), serta provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Hal ini disebabkan jagung hanya diproduksi pada bulan-bulan tertentu sehingga jagung lokal menjadi langka atau ketersediaannya tidak kontinyu. Lahan yang tersedia untuk pengembangan kawasan budidaya jagung di Kabupaten Ciamis tersebar di semua kecamatan seluas 28.176 ha. Berdasarkan kriteria tunggal produktivitas jagung, kawasan budidaya jagung di Kabupaten Ciamis masih terkategorikan tipe kawasan pertumbuhan. Dengan menambahkan kriteria ketersediaan lahan dan kelengkapan fasilitas pertanian, maka kawasan pengembangan jagung di Kabupaten Ciamis dapat dikategorikan ke dalam tiga tipe yaitu kawasan pertumbuhan (15.671 ha), kawasan pengembangan (12.217 ha), dan kawasan pemantapan (288 ha). Kelayakan finansial bisnistani jagung pada tipe kawasan pertumbuhan, pengembangan, dan pemantapan dikategorikan layak diusahakan dengan nilai NPV >0 dan B/C ratio >1. Strategi pengembangan kawasan pada tipe pertumbuhan adalah penyediaan dukungan sarana dan prasarana pertanian, peningkatan produktivitas jagung melalui peningkatan penggunaan teknologi oleh petani, dan penguatan kelembagaan kelompok tani melalui penyuluhan. Strategi pengembangan kawasan pada tipe pengembangan adalah penyediaan dukungan sarana dan prasarana pertanian terutama penyediaan alat dan mesin budidaya jagung, serta peningkatan produktivitas jagung melalui peningkatan penggunaan teknologi oleh petani. Strategi pengembangan kawasan pada tipe pemantapan adalah penyediaan dukungan sarana dan prasarana pertanian terutama alat pengolahan pasca panen jagung, serta jaminan pasar melalui kemitraan.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]