Pengembangan Mutagenesis Spesies Mikroalga Penghasil Biofuel dengan Metode EMS (Etil Metan Sulfonat)
View/ Open
Date
2015Author
Augustine, Dina
Kawaroe, Mujizat
Sudrajat, Agus Oman
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemampuan mikroalga untuk tumbuh dalam waktu yang cukup singkat dengan jumlah biomassa yang besar menjadi titik acuan untuk menghasilkan bahan bakar nabati dalam waktu yang cukup singkat juga. Sampai saat ini masih dibutuhkan jenis mikroalga yang mampu menghasilkan biomassa yang banyak dan kadar asam lemak yang tinggi sehingga mampu memasok kebutuhan dasar untuk dijadikan bahan bakar nabati di tahap selanjutnya. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan biomassa mikroalga adalah dengan metode mutagenesis. Metode mutagenesis di sini dilakukan dengan cara kimiawi yakni dengan menambahkan senyawa tertentu yang disebut Etil Metan Sulfonat (EMS) ke dalam sel individu mikroalga. Dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai densitas paling tinggi diantara ketiga perlakuan (Kontrol, 0.1 M dan 0.5 M) terjadi pada perlakuan EMS 0.5 M yakni 60.7 ± 11.93 sel individu/mL pada pada hari ke-6 (fase stasioner). Diantara ketiga perlakuan tersebut, laju pertumbuhan spesifik yang paling tinggi terdapat pada perlakuan EMS 0.1 M (0.52/hari) pada hari ke-5 (fase logaritmik). Perlakuan 0.5 M EMS memiliki nilai rasio RNA/DNA paling tinggi (0.55±0.46) sedangkan kontrol menjadi yang paling rendah (0.12±0.04). Untuk biomassa kering, nilai paling tinggi pada fase stasioner dan kematian terdapat pada kultivasi Nannochloropsis sp. dengan konsentrasi EMS 0.1 M (1.08±0.33 dan 1.11±0.07 gr/L). Pemberian EMS 0.5 M saat kultivasi mampu meningkatkan kadar lipid (3 kali lipat) sebesar 12.17%±0.30 (fase eksponensial) dan 18.14%±0.35 (fase stasioner) serta protein pada Nannochloropsis sp., namun tidak terjadi perubahan pada kadar karbohidrat. Hasil kromatografi mendeteksi sebanyak 22 senyawa asam lemak jenuh dan 3 jenis senyawa asam lemak tidak jenuh. Asam palmitat (asam lemak jenuh/SFA) dan asam oleat memiliki konsentrasi yang tinggi pada kultivasi perlakuan konsentrasi EMS 0.1 M. Sedangkan kultivasi dengan perlakuan konsentrasi EMS 0.5 M lebih berpengaruh dalam meningkatkan proses pembentukan asam lemak tidak jenuh ikatan tunggal (MUFA).
Collections
- MT - Fisheries [2934]