Analisis Sarana Pascapanen Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Untuk Menekan Susut Kuantitas Jagung (Zea Mays L.).
View/ Open
Date
2015Author
Fitriati, Deasy
Hasbullah, Rokhani
Rachmat, Ridwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung berpotensi untuk ditingkatkan dan dikembangkan terutama sebagai bahan pakan. Kegiatan pascapanen merupakan salah satu mata rantai penting dalam usahatani jagung. Penanganan pascapanen yang tidak dilakukan dengan tepat akan mengakibatkan salah satunya adalah susut kuantitas. Pertumbuhan industri pakan semakin meningkat sehingga kontinuitas suplai jagung pipilan sangat dibutuhkan. Penanganan pascapanen secara manual dan tradisional tidak dapat mendukung ketersediaan pasokan jagung. Ditambah lagi, tenaga kerja pascapanen semakin berkurang. Sarana pascapanen yang tepat guna akan mengurangi waktu penanganan, jumlah tenaga kerja, dan kehilangan hasil selama proses pascapanen. Berdasarkan data dari Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian bahwa sarana yang paling banyak dimiliki oleh petani adalah pemipil jagung. Di tingkat petani terdapat perbedaan cara panen dimana masing-masing cara panen berpengaruh terhadap penerapan sarana pascapanen dan susut kuantitas yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap cara panen dan pemipilan untuk mengetahui susut kuantitas yang dihasilkan serta diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan prioritas sarana yang dapat menekan susut kuantitas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap cara panen dan pemipilan jagung serta penentuan sarana yang tepat untuk mendukung penurunan susut kuantitas pascapanen jagung. Perlakuan yang digunakan pada analisis cara panen adalah dipetik dan disabit. Sedangkan perlakuan pada analisis cara pemipilan menggunakan alat tradisional sebagai pemipilan secara manual, sarana pemipil yang biasa dipakai petani yaitu power thresher multiguna dan corn sheller yang merupakan sarana pemipil bantuan Kementan. Kemudian setiap perlakuan diujikan pada musim yang berbeda yaitu musim kemarau dan musim hujan. Analisis penentuan sarana pascapanen jagung yang dapat menurunkan susut kuantitas menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software expert choice. Cara panen jagung manual dengan tangan dan sabit pada setiap musim tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap susut kuantitas. Pemipilan secara manual mengkonsumsi waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan mekanis, namun susut yang dihasilkan sangat kecil. Pemipilan secara mekanis menggunakan power thresher multiguna dan corn sheller tidak menghasilkan susut kuantitas dan waktu proses yang mutlak berbeda. Pada analisis penentuan sarana pascapanen jagung yang dapat menurunkan susut kuantitas, pakar dan responden potensial yang digunakan mempunyai nilai inkonsistensi kurang dari 10%. Aktor yang paling berperan dalam penurunan susut kuantitas jagung adalah pemerintah dengan kriteria yang paling penting adalah kualitas hasil dan subkriteria SNI. Dryer diikuti corn sheller merupakan pilihan sarana yang paling prioritas dalam menurunkan susut kuantitas jagung.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]