Potensi Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Kulu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
View/ Open
Date
2015Author
Kalitouw, Devitha Windy
Darusman, Dudung
Kusmana, Cecep
Metadata
Show full item recordAbstract
Keberadaan hutan mangrove merupakan salah satu sumber daya wilayah pesisir yang mempunyai manfaat sangat penting secara ekologis bagi mahluk hidup lainnya dan telah menjadi sumber kehidupan bagi manusia secara ekonomis, dimana begitu banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan di dalam kawasan hutan mangrove untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Proses pembangunan wilayah pesisir seringkali merubah keberadaan mangrove tersebut untuk penggunaan lain yang mungkin saja nilai ekonomi dan ekologisnya tidak lebih baik dari pemanfaatan hutan mangrove yang sebelumnya, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman akan penilaian dari nilai sumber daya alam tersebut. Penelitian ini dilakukan pada hutan mangrove di Desa Kulu yang dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2014, yang bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis mangrove serta untuk mengetahui nilai total dari manfaat Hutan mangrove tersebut. Potensi vegetasi mangrove diidentifikasi dengan metode yang dikemukakan oleh Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974), dengan cara pengambilan sampel systematic sampling with random start, sedangkan nilai ekonominya didapat dari pendekatan metode harga pasar dan harga subsitusi. Terdapat 6 jenis vegetasi mangrove, yang ditemukan di Desa Kulu yaitu; Rhizophora spp. (lolaro), Avicennia spp. (api-api), Sonneratia caseolaris (posi-posi), Bruguiera gymnorrhiza (makurung), Ceriops tagal (kayu ting), Xylocarpus spp. (kira-kira hitam), jika dilihat INP-nya, Rhizophora spp. adalah yang paling dominan. Adapun hasil perhitungan volume tegakan pohon adalah 20,9164m3/ha, sedangkan volume tegakan totalnya adalah 4195,82m3. Dengan asumsi pemanfaatan yang berkelanjutan, kontribusi yang paling bernilai ekonomis diperoleh dari dua jenis manfaat tidak langsung hutan mangrove, fungsi sebagai penahan abrasi dengan nilai manfaat sebesar Rp. 2.308.603.500/tahun dan manfaat sebagai penahan intrusi air laut sebesar Rp. 458.622.500/tahun. Kemudian nilai manfaat pilihan yaitu masing-masing manfaat bibit mangrove Rp. 120.360.000/tahun, nilai manfaat hasil kayu Rp. 134.266.240/tahun, dan nilai manfaat ekowisata Rp. 15.225.000/tahun. Nilai manfaat langsung yang paling akhir yaitu dari penangkapan ikan dan kepiting sebesar Rp. 84.380.400/tahun. dan total nilai ekonomi yang diperoleh adalah sebesar Rp. 3.121.457.640 untuk luasan mangrove ±200,63 ha setiap tahunnya. Nilai-nilai tersebut dapat diidentifikasi dari keberadaan hutan mangrove yang ada di Desa Kulu, sehingga dapat menjadi pertimbangan apabila ada kemungkinan perubahan lain dari pemanfaatan hutan mangrove.
Collections
- MT - Forestry [1373]