Analisis Dampak Pertambangan terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2015Author
Hidayat, Wahyu
Rustiadi, Ernan
Kartodihardjo, Hariadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Luwu Timur berpotensi besar dari segi sumberdaya alam serta tempat beroperasinya sebuah perusahaan lokal dan multinasional yang bergerak di bidang pertambangan. Sektor pertambangan masih diharapkan menjadi penghasil devisa di Kabupaten Luwu Timur pada masa mendatang. Oleh sebab itu, untuk mencapai kondisi tersebut, dibutuhkan informasi terkait perencanaan pengembangan wilayah sehingga diharapkan tercipta suatu pembangunan wilayah yang berkelanjutan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi dasar tentang dampak pertambangan terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Luwu Timur. Adapun tujuan khusus penelitian yaitu: 1. Menganalisis perubahan tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Luwu Timur tahun 2002-2013 dan 2013-2024; 2. Menganalisis lokasi perusahaan tambang sebagai salah satu faktor pendorong perubahan tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Luwu Timur; 3. Mengetahui konsisten dan inkonsistensi antara lokasi perusahaan tambang dengan RTRW Kabupaten Luwu Timur; 4. Mengidentifikasi dampak perusahaan tambang terhadap masyarakat adat dan kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Luwu Timur; 5. Menganalisis peran sektor pertambangan terhadap perekonomian wilayah dan keterkaitannya antar sektor-sektor lain di Kabupaten Luwu Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi klasifikasi citra satelit, Land Change Modeler (LCM), markov, Cellular Automata (CA)-Markov, Estimasi Maksimum (MLE), Ordinary Least Square (OLS), overlay, history konflik, pohon konflik, pemetaan aktor, komparatif, agregasi dan RAS. Pada periode 2002-2013 dan 2013-2024, kawasan hutan telah mengalami laju penurunan tertinggi, sementara lahan terbuka serta pemukiman/bangunan mengalami peningkat. Faktor lokasi tambang memiliki dampak positif pada perubahan penggunaan lahan di semua tipe penggunaan lahan /tutupan di Timur Kabupaten Luwu. Sementara itu, luas lokasi tambang memiliki dampak positif pada perubahan kawasan hutan menjadi lahan terbuka serta kawasan hutan menjadi pemukiman/bangunan. Dari 13 perusahaan tambang, hanya ada dua perusahaan yang konsisten terhadap rencana tata ruang, sementara yang lainnya inkonsisten. Masalah inti dari konflik masyarakat adat Suku To Kanrosi’e Kampung Dongi dengan perusahaan tambang PT. Vale Indonesia, Tbk adalah klaim lahan. Penyebab masalah adalah pergolakan sosial DI/TII, sumberdaya alam (bahan tambang) dan pemberian izin tambang sehingga menimbulkan efek seperti demonstrasi, situs-situs adat hilang. Pemicu kurang harmonisnya interaksi sosial antar individu dan kelompok yaitu meningkatnya biaya hidup yang tidak disertai peningkatan produktifitas secara signifikan, persaingan status sosial, dan tumbuhnya sifat komsumtif masyarakat tengah serta arus modernisasi yang berkembang di masyarakat. Tradisi dan adat istiadat setempat masih sangat kental dan keamanan di Kabupaten Luwu Timur tetap terjaga. Sektor pertambangan (subsektor pertambangan tanpa migas dan subsektor penggalian) memiliki peranan penting baik dalam penciptaan PDRB maupun output total tetapi sektor ini belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor hulu dan hilirnya akibat rendahnya keterkaitan antar sektor serta rendahnya derajat efek ganda yang di timbulkan. Pembangunan sektor pertambangan yang merupakan bagian dari sektor primer akan berkelanjutan dan berdampak besar terhadap ekonomi wilayah apabila memiliki keterkaitan kuat dengan sektor bangunan/ konstruksi dan sektor industri non migas sebagai sektor sekunder yang merupakan penunjang sektor primer.
Collections
- MT - Agriculture [3781]