Model Pertumbuhan Ekonomi, Kerusakan Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Jawa Barat
View/ Open
Date
2015Author
Kosasih, Teddy Sunandar
Putri, Eka Intan Kumala
Simanjuntak, Sahat
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu provinsi di Indonesia yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDB Nasional. Selain itu, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah hinterland DKI Jakarta dan sebagai wilayah pemasok berbagai kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh sektor industri pengolahan diduga telah menimbulkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan tersebut pula berdampak terhadap stabilitas ketahanan pangan khususnya produksi padi. Informasi dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat (2010) identifikasi permasalahan lingkungan di Provinsi Jawa Barat meliputi: (1) Degradasi sumber daya alam khususnya air dan lahan; (2) Depresi sumber air mencakup air permukaan dan air bawah tanah, kuantitas dan kualitasnya; (3) Kerusakan hutan semakin meluas baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan; dan (4) Masalah sampah dan pencemaran baik air, udara maupun tanah yang penyebarannya sudah cukup meluas. Berdasarkan informasi diatas maka penelitian ini memiliki 3 tujuan utama meliputi: (1) Memberikan gambaran berapa besar dampak kerusakan lingkungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di Jawa Barat. (2) Menganalisis faktor-faktor kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, (3) Menganalisis faktor-faktor kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Jawa Barat. Depeneden variable untuk pertumbuhan ekonomi digunakan data PDRB dan ketahanan pangan digunakan data produksi padi. Metode penelitian ini dilakukan dengan membuat dua persamaan regresi antara kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap PDRB dan kerusakan lingkungan terhadap produksi padi. Data yang digunakan adalah data sekunder selama jangka waktu 30 tahun (tahun 1980 sampai tahun 2010). Pertumbuhan 1 persen luas tutupan lahan untuk industri meningkatkan PDRB sebesar 7,233 persen. Sedangkan pertumbuhan kepadatan penduduk 1 persen dapat meningkatkan PDRB sebesar 1,1104 persen dan pertumbuhan luas lahan kritis 1 persen dapat meningkatkan PDRB sebesar 3,9584 persen. Perubahan DAS 1 persen meningkatkan produksi padi sebesar 0,1518 persen produksi padi, namun variabel tersebut tidak perngaruh signifikan terhadap produksi padi. Pertumbuhan 1 persen kepadatan penduduk dapat menurunkan produksi padi sebesar 0,18171 persen, sedangkan pertumbuhan konversi lahan 1 persen dapat meningkatkan produksi padi 0,1371 persen.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]