Efektifitas Vaksinasi Rabies pada Kucing yang Dimasukkan ke Wilayah Indonesia Melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta
View/ Open
Date
2015Author
Kriswito, Anes Doni
Lukman, Denny W
Soejoedono, Retno D
Metadata
Show full item recordAbstract
Rabies merupakan penyakit yang mempunyai nilai strategis dalam pengendaliannya. Kasus rabies terjadi di lebih dari 150 negara dan lebih dari 55000 orang per tahun meninggal karena rabies, terutama diberbagai negara berkembang di Asia dan Afrika. Peningkatan mobilitas hewan penular rabies (HPR) antar negara membawa konsekuensi terhadap peningkatan risiko penularan penyakit hewan (rabies). Menurut data hasil survei kasus rabies di USA tahun 2008-2009 yang dipublikasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus rabies lebih banyak terjadi pada kucing daripada anjing. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kajian seksama terhadap titer antibodi rabies pada kucing yang diimpor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan hubungan antara hasil pemeriksaan titer antibodi terhadap rabies dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Studi ini dilaksanakan dengan menggunakan kajian lintas seksional terhadap kucing impor pada periode bulan Juni - September 2014 di instalasi dan laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Studi dilakukan melalui pengujian titer antibodi sebagai peubah terikat dengan uji indirect ELISA menggunakan kit yang telah mendapat persetujuan Office International des Epizooties (OIE). Pengumpulan informasi untuk faktor risiko potensial sebagai peubah bebas dikumpulkan dari setiap kucing impor melalui pemeriksaan dokumen (international veterinary certificate, passpor hewan dan buku vaksinasi) dan kuisioner. Hubungan peubah terikat dan peubah bebas dianalisis secara statistik deskriptif dan regresi logistik. Hasil pengujian titer antibodi terhadap 67 kucing yang diimpor menunjukkan persentase titer protektif (≥0.5 IU/ml) sebesar 91.8%. Hasil studi yang menarik adalah kucing-kucing yang berasal dari negara berstatus endemik menunjukkan tingkat protektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang berasal dari negara bebas rabies. Peubah bebas yang berpeluang sebagai faktor pengaruh potensial untuk keberhasilan vaksinasi rabies pada kucing antara lain, umur lebih dari 6 bulan, hewan berasal dari negara endemik, rute aplikasi vaksin secara subkutan, dan jarak pengujian yaitu interval waktu antara pengambilan sampel serum dengan waktu vaksinasi lebih dari satu bulan serta ulangan vaksinasi yang lebih dari satu kali. Berdasarkan hasil regresi logistik, penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan titer antibodi yang protektif pada kucing dari luar negeri yang dimasukkan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta adalah: rute aplikasi vaksin dan jarak pengujian (interval waktu pengambilan sampel serum dengan waktu vaksinasi).
Collections
- MT - Veterinary Science [909]