Konflik Perluasan Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor
Abstract
Terjadi peralihan pengelolaan lahan dari Perhutani ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BB TNGGP). Peralihan pengelolaan ini menimbulkan konflik yang bersifat tertutup karena lahan Perhutani berubah menjadi lahan konservasi taman nasional. Kemudian, konflik yang sebelumnya tertutup berubah menjadi konflik terbuka dan memanas karena adanya penangkapan salah satu petani Kampung Ciwaluh di lahannya yang berada pada jarak 100 meter sesuai perjanjian bersama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan konflik terjadi antara pengelola TNGGP dengan petani Kampung Ciwaluh. Karakteristik petani yang berhubungan dengan tingkat keterlibatannya dalam konflik yaitu pendidikan, pengalaman organisasi, pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga. Konflik menimbulkan dampak tersendiri bagi petani. Kemudian, dilakukan pengelolaan konflik oleh pihak yang berkonflik maupun pihak ketiga agar terjadi penurunan konflik dan menanggulangi dampak konflik.